Terinspirasi Drakor, Tim Mahasiswa UMM Gagas Butterfly High untuk Atasi Perilaku Self-Harm

Terinspirasi Drakor, Tim Mahasiswa UMM Gagas Butterfly High untuk Atasi Perilaku Self-Harm

Tim mahasiswa Psikologi UMM saat mengenalkan teknik terapi butterfly hug di ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa--umm.ac.id

TLOGOMAS, DISWAYMALANG.ID-- Peningkatan perilaku self-harm (melukai diri sendiri) di kalangan pelajar di Indonesia, menjadi latar belakang beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan riset inovasi. Mereka akhirnya menemukan teknik terapi yang disebut butterfly hug atau pelukan kupu-kupu.

Teknik terapi ini dikenalkan oleh tim mahasiswa Psikologi UMM dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Sosial Humaniora (PKM RSH) baru-baru ini.

Tim yang terdiri dari Wahyuddin Fahrurrijal, Ramadani Nur Pratiwi, Maulidatul Aisyah dan Anisa Nur Akhidah ini mengenalkan teknik dengan mempraktikkan di depan mahasiswa UMM lain yang jadi peserta. Mereka juga menjelaskan teknik itu dengan narasi.

Teknik butterfly hug sendiri  terbilang sederhana. Namun efektif untuk menenangkan perasaan dan membantu individu mengatur emosi mereka. 

Caranya, yaitu dengan menyilangkan kedua tangan di depan tubuh dan memeluk bahu sendiri. Kemudian, peserta diminta untuk menutup mata perlahan sambil melakukan pengaturan napas menggunakan teknik “4-4-4” (tarik napas dalam 4 detik, tahan selama 4 detik, dan hembuskan selama 4 detik). Proses ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai individu merasa lebih tenang dan nyaman. 

Inspirasi Drakor

Menurut Wahyuddin Fahrurrijal, saat mengetahui fenomena self harm juga meningkat di Kota Malang, dia dan beberapa temannya ingin merancang tindakan tepat untuk mengatasinya. "Kemudian, salah satu teman kami teringat pada sebuah teknik terapi yang diperkenalkan dalam drama Korea Its Okay Not to Be Okay, yaitu butterfly hug,” ungkapnya.

Dalam drama tersebut, ungkap Wahyuddin lagi,  karakter utama menggunakan teknik ini  sebagai salah satu cara untuk mengelola perasaan traumatis dan depresif. "Teknik ini kemudian diadaptasi oleh tim kami untuk dijadikan solusi alternatif bagi pelajar di Malang yang seringkali merasa tertekan dengan berbagai masalah," paparnya. 

Tim lantas berketetapan untuk melakukan penelitian. Mereka dibimbing oleh dosen Psikologi UMM Ahmad Sulaiman S.Psi., M.Ed saat melakukan penelitian..

Hasil penelitian, Wahyuddin dan kawan-kawan menemukan bahwa terapi Butterfly Hug terbukti efektif dalam meningkatkan self-acceptance pada pelajar yang sebelumnya terlibat dalam perilaku self-harm. Teknik ini memberi mereka alat untuk mengelola perasaan mereka secara lebih positif, sehingga mereka dapat mengurangi perilaku melukai diri sendiri.

Sebelum ditampilkan dalam PKM, Wahyuddin dan tim juga mengikutkan inovasi tetapi butterfly hug ini di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyah (PIMTANAS) November baru-baru ini. Tak disangka, inovasi ini  membawa tim Psikologi UMM menjadi juara ke-3.

Wahyuddin menambahkan, berdasarkan hasil asesmen yang mereka lakukan,  beberapa faktor utama yang menyebabkan pelajar melakukan perilaku self-harm adalah masalah keluarga. Juga. tekanan sosial di lingkungan teman sebaya, serta pengaruh media sosial. 

Masalah keluarga yang tidak terselesaikan, menurut Wahyuddin seringkali menjadi pemicu utama. Pelajar merasa tidak mendapatkan dukungan dari keluarga, yang menyebabkan mereka merasa tertekan dan kesepian.

Selain itu, masalah hubungan pertemanan juga bisa memperburuk keadaan, karena mereka merasa tidak mampu menyelesaikan masalah emosional mereka dengan teman-teman. 

Sumber: umm.ac.id