30 Maret Ulang Tahun Vincent van Gogh ; Memahami Sang Seniman Melalui Surat - Suratnya

30 Maret Ulang Tahun Vincent van Gogh ; Memahami Sang Seniman Melalui Surat - Suratnya

-Letter by Van Gogh Book-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Selamat hari lahir, Van Gogh! Di dunia masa kini, banyak orang mengenal Vincent van Gogh hanya dari lukisannya yang penuh warna seperti "starry night" dan kisah tragis di balik hidupnya.

Namun, sedikit yang tahu bahwa ia juga seorang penulis surat yang luar biasa. The Letters of Vincent van Gogh yang di publish pada 1914 adalah kumpulan korespondensinya, terutama dengan saudaranya, Theo. Surat-surat ini tidak hanya menggambarkan pikirannya tentang seni, tetapi juga kegelisahan batinnya, perjuangannya melawan kemiskinan, dan pergulatan dengan kesehatan mental.

Dalam salah satu suratnya kepada Theo pada 9 Juli 1882, Van Gogh menulis, "What would life be if we had no courage to attempt anything?" (Apa jadinya hidup jika kita tidak punya keberanian untuk mencoba apa pun?).

Kata-kata ini mencerminkan kepribadiannya yang penuh semangat, meskipun sering kali bertabrakan dengan realitas yang pahit.

Melalui surat-suratnya, kita bisa melihat sisi lain dari seorang seniman yang kini dianggap jenius, tetapi dulu kerap diabaikan.

1. Seni sebagai Pelarian dari Kesedihan

Van Gogh sering kali mengungkapkan bahwa melukis adalah satu-satunya hal yang membuatnya tetap bertahan. Dalam suratnya kepada Theo pada 19 Maret 1889, ia menulis, "I put my heart and my soul into my work, and have lost my mind in the process." (Aku menuangkan hati dan jiwaku ke dalam pekerjaanku, dan kehilangan akalku dalam prosesnya). Ini menggambarkan bagaimana seni bukan sekadar ekspresi bagi Van Gogh, tetapi juga terapi dari penderitaan mental yang ia alami.

Realita ini masih relevan bagi banyak seniman saat ini. Seni kerap menjadi cara bagi mereka untuk mengungkapkan emosi yang sulit disampaikan dengan kata-kata. Namun, seperti yang dialami Van Gogh, dedikasi berlebihan tanpa keseimbangan juga bisa menjadi beban tersendiri.

2. Hubungan Kompleks dengan Theo

Theo bukan hanya saudara Van Gogh, tetapi juga penyokong finansial dan emosionalnya. Dalam banyak surat, Van Gogh mengungkapkan rasa terima kasihnya, tetapi juga perasaan bersalah karena terus-menerus bergantung pada Theo. Dalam suratnya pada 3 Oktober 1884, ia menulis, "It is better to be high-spirited even though one makes more mistakes than to be narrow-minded and all too prudent." (Lebih baik memiliki semangat tinggi meskipun membuat lebih banyak kesalahan, daripada berpikiran sempit dan terlalu hati-hati).

Hubungan ini menunjukkan betapa sulitnya menjadi seorang seniman yang tidak dihargai di zamannya. Banyak kreator modern juga menghadapi tantangan yang sama—harus memilih antara mengejar passion atau mencari kestabilan finansial.

3. Pandangannya tentang Warna dan Cahaya

Dalam suratnya kepada Theo pada 8 September 1888, Van Gogh sering berbicara tentang bagaimana warna bukan hanya elemen visual, tetapi juga alat untuk menyampaikan emosi. "There is no blue without yellow and without orange." (Tidak ada biru tanpa kuning dan oranye). Baginya, warna memiliki makna lebih dalam, yang bisa mencerminkan suasana hati dan perasaan manusia.

Pendekatan ini terlihat dalam lukisan-lukisannya, seperti The Starry Night, di mana ia menggunakan warna biru pekat dan kuning cerah untuk menggambarkan perasaan mendalamnya tentang kehidupan dan kesendirian.

Sumber: van gogh letters