Mertua atau Orang Tua Dulu? Strategi Adil Menentukan Destinasi Lebaran Pertama Bagi Pasangan Baru

Mertua atau Orang Tua Dulu? Strategi Adil Menentukan Destinasi Lebaran Pertama Bagi Pasangan Baru

-Pngtree-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Lebaran adalah momen yang ditunggu-tunggu, tetapi bagi pasangan yang baru saja menikah, sering kali muncul satu dilema: mudik ke rumah orang tua dulu atau mertua dulu? Jika tidak diatur dengan bijak, masalah ini bisa jadi sumber ketegangan yang tak berkesudahan.

Bukan hanya antara suami dan istri, tetapi juga melibatkan dua keluarga besar yang masing-masing ingin didatangi lebih dulu.

Lalu, bagaimana cara menentukan pilihan yang adil tanpa ada pihak yang merasa diabaikan? Berikut strategi yang bisa diterapkan agar keputusan ini tidak menimbulkan drama.

1. Kenali Prioritas dan Tradisi Keluarga

Setiap keluarga punya kebiasaan dan tradisi yang berbeda dalam merayakan Lebaran. Ada keluarga yang menjadikan hari pertama sebagai momen sakral dengan makan besar bersama, sementara ada yang lebih fleksibel, tidak masalah dikunjungi di hari kedua atau ketiga. Pemahaman tentang pola kebiasaan keluarga ini bisa menjadi dasar untuk menentukan jadwal kunjungan yang paling adil.

Jika salah satu keluarga memiliki tradisi yang lebih kuat, misalnya wajib sungkem sebelum makan siang, maka pasangan bisa memprioritaskan kunjungan ke rumah tersebut. Sementara itu, keluarga yang lebih fleksibel bisa dikunjungi setelahnya. Dengan cara ini, kedua belah pihak tetap merasa dihargai tanpa ada kesan pilih kasih.

2. Aturan Bergilir: Adil atau Sekadar Formalitas?

Salah satu solusi yang paling umum digunakan adalah sistem bergilir: tahun ini di rumah orang tua, tahun depan di rumah mertua. Di atas kertas, sistem ini terlihat adil. Namun, kenyataannya, bisa saja ada kendala mendadak, seperti jadwal cuti yang terbatas atau perubahan kondisi keluarga yang membuat salah satu pihak merasa dirugikan.

Maka dari itu, sistem bergilir sebaiknya tetap fleksibel. Jika tahun ini ada situasi tertentu yang membuat harus mengunjungi salah satu pihak lebih dulu, maka pasangan harus bisa saling memahami. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan dalam jangka panjang, bukan sekadar menjalankan aturan secara kaku tanpa mempertimbangkan kondisi aktual.

3. Mengukur Jarak dan Keterjangkauan

Faktor jarak sangat menentukan strategi mudik. Jika rumah orang tua dan mertua berada dalam satu kota, membagi waktu di hari yang sama masih memungkinkan. Tapi jika beda pulau, tentu ada pertimbangan lebih besar, terutama dari segi biaya dan waktu perjalanan.

Salah satu solusi adalah mengutamakan yang paling dekat untuk kunjungan pertama, lalu baru melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih jauh. Alternatif lain adalah bergantian setiap beberapa tahun—misalnya, tahun ini di kampung halaman suami, tahun depan di keluarga istri. Dengan perencanaan yang baik, perjalanan bisa lebih efisien tanpa perlu terburu-buru.

4. Faktor Kesehatan Orang Tua dan Mertua

Jika salah satu pihak memiliki kondisi kesehatan yang lebih rentan, maka wajar jika kunjungan pertama diprioritaskan untuk mereka. Misalnya, jika orang tua sedang dalam pemulihan pascaoperasi atau mertua sudah lanjut usia dan sulit bepergian, maka pasangan bisa memilih untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan mereka.

Namun, keputusan ini tetap harus dikomunikasikan dengan pihak lain agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Memberikan penjelasan yang jujur tentang alasan keputusan ini bisa membantu menghindari perasaan iri atau tersingkirkan. Lagipula, esensi Lebaran adalah kebersamaan, bukan sekadar urutan kunjungan.

5. Jangan Cuma “Mau Kita”, Tapi “Mau Mereka” Juga

Banyak pasangan terlalu sibuk memperdebatkan rumah siapa yang harus didatangi lebih dulu, tanpa benar-benar bertanya kepada orang tua dan mertua. Padahal, bisa saja mereka tidak terlalu mempermasalahkan urutannya. Ada orang tua yang merasa cukup dengan video call di pagi hari, asalkan tetap dikunjungi setelahnya.

Alih-alih membuat keputusan sepihak, lebih baik tanyakan langsung apa yang mereka inginkan. Bisa jadi, orang tua dan mertua memiliki solusi yang lebih bijaksana—misalnya, berkumpul di satu tempat bersama-sama agar tidak ada perasaan pilih kasih. Dengan melibatkan mereka dalam keputusan, beban pasangan pun jadi lebih ringan.

6. Alternatif Lebaran di Tengah

Jika rumah mertua dan orang tua cukup jauh tetapi masih dalam satu daerah, mencari titik tengah bisa menjadi solusi. Misalnya, jika rumah mertua di Surabaya dan orang tua di Malang, pasangan bisa mengusulkan pertemuan keluarga di Batu agar kedua belah pihak bisa berkumpul bersama.

Sumber: bridestory