Jangan Salah Paham! Cara Membaca Bahasa Tubuh Keluarga Saat Lebaran

Jangan Salah Paham! Cara Membaca Bahasa Tubuh Keluarga Saat Lebaran

-WikiHow-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Lebaran bukan sekadar hari raya. Ini juga momen berkumpul dengan keluarga besar, bertemu orang-orang yang mungkin hanya terlihat setahun sekali.

Tapi, pernahkah Anda merasa suasana tiba-tiba jadi canggung? Atau justru ada anggota keluarga yang terlihat terlalu bersemangat? Jangan salah paham dulu—semuanya bisa terbaca dari bahasa tubuh!

Ini yang kalian perlu tahu tentang bahasa tubuh orang-orang yang kalian temui saat Lebaran.  

1. Jabat Tangan yang Bercerita

Saat Lebaran, jabat tangan bukan hanya formalitas. Genggaman yang erat menandakan ketulusan dan keakraban, sementara jabat tangan yang lemas bisa menunjukkan ketidaknyamanan atau kurangnya minat dalam interaksi. Jika seseorang menjabat tangan dengan kuat dan penuh energi, itu bisa menjadi tanda kehangatan dan antusiasme dalam pertemuan. Sebaliknya, jika jabat tangannya lemas atau hanya sekilas tanpa tekanan, bisa jadi orang tersebut sedang terburu-buru atau kurang nyaman dengan situasinya.

Menurut Dr. Albert Mehrabian, pakar komunikasi nonverbal dari UCLA,"Hanya 7 persen komunikasi berasal dari kata-kata, sementara 55 persen ditentukan oleh bahasa tubuh, termasuk jabat tangan.”

Jadi, perhatikan caranya berjabat tangan, apakah benar-benar hangat atau sekadar formalitas. Jika ingin memberikan kesan baik, usahakan menjabat tangan dengan penuh perhatian sambil mempertahankan kontak mata untuk menunjukkan rasa hormat dan ketulusan.

2. Senyum Tulus vs. Senyum Basa-basi

Senyum bisa memecah kebekuan atau justru menciptakan jarak. Senyum yang tulus ditandai dengan mata yang ikut menyipit dan kerutan alami di sekitar sudut bibir. Jika seseorang tersenyum dengan bibir saja tanpa ekspresi di mata, itu bisa menjadi tanda bahwa senyuman tersebut hanya bentuk kesopanan dan bukan berasal dari emosi yang sebenarnya.

Paul Ekman, pakar dalam studi ekspresi wajah, menyebutkan bahwa "senyum Duchenne"—senyum yang melibatkan otot di sekitar mata—menunjukkan kebahagiaan sejati. Jika seseorang memberikan senyum yang cepat menghilang begitu obrolan selesai, bisa jadi mereka tidak benar-benar menikmati interaksi tersebut. Perhatikan apakah seseorang terus tersenyum bahkan setelah percakapan selesai, karena itu menandakan ketulusan dan keterlibatan emosional dalam pertemuan.

3. Posisi Tubuh Saat Duduk dan Berdiri

Coba perhatikan cara seseorang duduk saat berkumpul. Jika tubuhnya condong ke depan, itu tanda tertarik dan ingin terlibat dalam pembicaraan. Postur tubuh yang terbuka, seperti tangan yang diletakkan di paha atau meja tanpa menyilang, menunjukkan bahwa seseorang merasa nyaman dan ingin berinteraksi lebih lama. Sebaliknya, jika seseorang duduk dengan tubuh bersandar jauh ke belakang atau menyilangkan tangan di dada, itu bisa menandakan perasaan tidak nyaman atau keinginan untuk menghindari obrolan.

Postur tubuh adalah indikator kuat dari ketertarikan seseorang terhadap percakapan. Jika seseorang terus-menerus bergeser atau mengubah posisi duduknya, mungkin mereka merasa bosan atau tidak nyaman. Berdiri dengan kaki terbuka lebar dan tangan di pinggang bisa menjadi tanda dominasi atau kepercayaan diri, sementara berdiri dengan kaki menyilang atau tangan di belakang tubuh bisa menunjukkan rasa canggung atau tidak percaya diri dalam situasi tertentu.

4. Tatapan Mata yang Mengungkap Banyak Hal

Tatapan mata yang konsisten menunjukkan ketertarikan dan rasa hormat. Seseorang yang benar-benar tertarik dalam percakapan akan mempertahankan kontak mata dalam durasi yang wajar, biasanya sekitar 3-5 detik sebelum mengalihkan pandangan secara alami. Jika seseorang sering menghindari kontak mata atau melihat ke sekeliling saat berbicara, itu bisa menandakan ketidaknyamanan atau kebosanan.

Profesor Geoff Beattie dari University of Manchester menyebutkan, "Orang yang tidak tertarik cenderung mengalihkan pandangan lebih sering daripada yang sedang menikmati percakapan." Jika Anda berbicara dengan seseorang dan mereka terus-menerus melirik ponsel atau melihat ke arah lain, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka ingin segera mengakhiri interaksi. Sebaliknya, jika seseorang memandang langsung dengan ekspresi santai, itu menunjukkan bahwa mereka benar-benar mendengarkan.

5. Gestur Tangan Saat Berbicara

Orang yang antusias biasanya menggunakan banyak gestur tangan untuk menekankan ucapan mereka. Jika seseorang berbicara dengan tangan yang aktif bergerak, itu bisa menunjukkan tingkat energi dan ketertarikan mereka terhadap topik yang sedang dibahas. Dalam banyak budaya, gestur tangan yang berlebihan juga bisa menunjukkan semangat yang tinggi dan keterbukaan dalam berkomunikasi.

Sebaliknya, orang yang gugup cenderung menyembunyikan tangannya di bawah meja atau menyilangkan tangan. Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Nonverbal Behavior, gestur tangan yang aktif membantu meningkatkan pemahaman dalam percakapan hingga 20 persen. Jika seseorang sering menyentuh wajah atau bermain dengan jari-jari mereka saat berbicara, itu bisa menjadi tanda ketidaknyamanan atau kegugupan dalam situasi sosial tertentu.

6. Bahasa Tubuh Anak-anak Saat Lebaran

Sumber: ucla