Mertua atau Orang Tua Dulu? Strategi Adil Menentukan Destinasi Lebaran Pertama Bagi Pasangan Baru

Alternatif ini tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga menciptakan momen baru yang lebih menyenangkan. Dengan berkumpul di tempat yang netral, suasana bisa lebih santai tanpa ada kesan berat sebelah.

7. Virtual Silaturahmi sebagai Solusi Sementara

Jika kondisi tidak memungkinkan untuk berkunjung secara fisik, teknologi bisa menjadi jembatan. Video call setelah shalat Id atau mengirim hampers Lebaran bisa menjadi cara untuk tetap menjaga silaturahmi, meskipun tidak bisa hadir secara langsung.

Misalnya, jika pasangan harus tetap di perantauan karena pekerjaan, mereka bisa menjadwalkan panggilan video bersama keluarga besar. Ditambah dengan kiriman makanan khas Lebaran, suasana silaturahmi tetap terasa meskipun hanya melalui layar.

8. Kesepakatan Jangka Panjang: Hindari Drama Tahunan

Agar masalah ini tidak terus berulang setiap tahun, pasangan sebaiknya membuat kesepakatan jangka panjang tentang jadwal mudik. Dengan adanya perencanaan yang jelas, keputusan tidak perlu diulang-ulang atau diperdebatkan setiap Lebaran tiba.

Selain itu, komunikasi dengan keluarga besar juga penting. Jika semua pihak memahami alasan di balik keputusan tersebut, maka tidak akan ada perasaan iri atau keberatan. Yang terpenting adalah menciptakan kesepakatan yang nyaman untuk semua orang.

9. Inti dari Lebaran Itu Silaturahmi, Bukan Kompetisi

Pada akhirnya, Lebaran bukanlah ajang kompetisi untuk menentukan siapa yang lebih penting. Tidak masalah rumah siapa yang dikunjungi lebih dulu, selama keputusan tersebut dibuat dengan pertimbangan yang matang dan komunikasi yang baik.

 

Selama semua pihak merasa dihargai dan diutamakan dalam momen yang berbeda, maka tidak ada yang perlu merasa tersisihkan.

Lebaran adalah tentang kebersamaan, dan itu bisa dirasakan kapan saja, bukan hanya pada hari pertama!

Sumber: bridestory