Mayoritas Jemaah Haji Kelompok Risti, Pemerintah Optimalkan Persiapan Penanganan Kesehatan di Tanah Suci
Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Tanah Suci--
JAKARTA, DISWAYMALANG.ID --Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan akan memberi pelayanan kesehatan yang prima, terstandar, dan mudah diakses bagi jemaah haji tahun 1446 H/2025 M. Pemerintah telah menyiapkan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang beroperasi di Madinah dan Makkah untuk memberikan perawatan bagi jemaah yang mengalami gangguan kesehatan.
KKHI juga menjadi tempat rujukan dari Pos Kesehatan Kloter, Pos Kesehatan Sektor, maupun Pos Kesehatan Bandara.Klinik ini akan menangani hasil kondisi pasien pada tingkat kesakitan atau cedera ringan dan sedang.
Sementara apabila triase menunjukkan hasil di level sedang dan berat atau bahkan kondisi gawat darurat, jemaah segera dilakukan resusitasi dan dirujuk ke rumah sakit pemerintah Arab Saudi untuk penanganan lanjutan.
"Selama masa perawatan, petugas kesehatan di KKHI juga memberikan edukasi dan penyuluhan kepada pasien serta keluarga atau jemaah lain yang menjenguk," terang Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kesehatan Tahun 1446 H/2025 M dr. Mohammad Imran, MKM dalam keterangannya, dikutip Senin (5/5).
Dijelaskannya, pelayanan kesehatan di KKHI bersifat kuratif dan rehabilitatif. Sehingga berfokus pada pemulihan dan penyembuhan seara cepat dan tepat. Adapun beberapa jenis layanan yang tersedia di antaranya, penanganan gawat darurat, rawat inap, perawatan intensif di ICU dan HCU, serta pelayanan ambulans untuk proses rujukan dan evakuasi.
Jemaah juga bisa mendapatkan perawatan kesehatan psikiatri. Namun dalam penanganannya, KKHI memerlukan obat narkotika dan psikotropika.
Sementara mulai tahun ini, Badan POM Arab Saudi memperketat aturan dengan melarang impor obat narkotika dan psikotropika. Dengan begitu, penyediaan obat narkotika dan psikotropika dilakukannya melalui bekerja sama dengan Abeer Medical Group sebagai fasilitator dengan penyedia obat narkotika dan psikotropika.
Penyedia obat ini merupakan pihak yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan Arab Saudi.
Mayoritas Risiko Tinggi
Penyiapan fasilitas kesehatan yang optimal bagi calon jemaah haji (CJH) memang menjadi keharusan. Ini karena, diperkirakan mayoritas CJH tahun ini secara nasional masuk kelompok risiko tinggi (risti), utamanya dalam hal kondisi kesehatan.
Dengan demikian bukan CJH asal Kota Malang saja yang kebanyakan dari kelompok risti.
BACA JUGA:Lansia dan Risiko Tinggi Dominasi CJH Kota Malang, Dinkes Siapkan Langkah Antisipasi
Data dari panitia, sebanyak 83,24 persen dari total 3.224 CJH Indonesia yang telah tiba di Tanah Suci pada pemberangkatan gelombang pertama, masuk kelompok risti kesehatan..Sebagaimana diketahui, delapan kloter jemaah haji reguler gelombang pertama telah tiba di Arab Saudi pada 2 Mei 2025 kemarin. (*)
Sumber:
