Siskohat Jadi Tulang Punggung Operasi Haji, Pantau Pergerakan Jemaah hingga Distribusi Konsumsi
Khofifah, petugas tim dokumen, tengah sibuk mengecek paspor para jamaah haji di Gedung Siskohat Asrama Haji Sukolilo Surabaya--disway.id
MAKKAH, DISWAYMALANG,ID- Lancarnya layanan haji tak bisa lepas dari peran vital Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang bekerja senyap namun strategis. Mulai dari memantau pergerakan jamaah hingga memastikan distribusi konsumsi.
Sistem itu jadi tulang punggung operasional haji Indonesia di Tanah Suci. Sebab, menjadi pusat kendali data yang membantu para petugas haji dari berbagai sektor memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah.
Siskohat sudah dirancang aman dan mudah diakses oleh petugas haji. Seluruh data penting terkait penyelenggaraan haji, mulai dari identitas jamaah, pergerakan kloter, hingga lokasi akomodasi selama di Arab Saudi, tersimpan rapi di dalam sistem Siskohat.
"Jadi kita tahu kloter JKG 1 posisinya ada di mana di dalamnya ada jamaah dan manifesnya nama, tempat tanggal lahir, petugas kloternya siapa, petugas kesehatannya siapa," ujar Kepala Bidang Siskohat PPIH Agung Sudrajat di Kantor Makkah, Rabu (21/5).
Tentu, data pergerakan jamaah itu sangat krusial, terlebih menjelang puncak haji di Arafah.
BACA JUGA:Sebanyak 198 Jemaah Haji Kota Batu Akan Berangkat Sabtu, 24 Mei
Terhubung App Haji Pintar
Untuk memastikan akurasi, Siskohat terhubung dengan aplikasi Haji Pintar yang digunakan oleh ketua kloter.
“Jadi teman-teman yang tugas sebagai ketua kloter dia wajib input ketika bergerak ke Arafah dia satu kloter bawa jamaah berapa. Ketika ada wafat di Arafah, pas sampai Muzdalifah dia entry lagi," ujarnya.
Siskohat juga menjadi andalan dalam mendukung berbagai layanan operasional, seperti konsumsi, akomodasi, dan transportasi.
"Langkah awal konsumsi, transportasi akomodasi syaratnya harus ada manifes otomatis dia butuh Siskohat. Jadi intinya Siskohat yang melayani semua layanan," ujarnya.
Selain itu, Siskohat juga menyimpan data antrean nasional jamaah haji. Hingga pukul 06.00 waktu Arab Saudi hari ini, tercatat ada 5,5 juta jamaah dalam daftar tunggu.
Agung menegaskan bahwa sistem antrian itu dijaga ketat dan tidak bisa dimanipulasi.
Terkait urutan, memang banyak jamaah yang bertanya. Misalnya, terkait kenapa tetangganya ada yang bisa cepat.
“Itu ada pak, tapi dia harus sesuai regulasi. Ada penggabungan mahram, ada pendamping lansia, tapi di dalamnya dia diatur. Minimal yang bisa melakukan penggabungan mahram itu misalnya dibatasi minimal sudah terdaftar lima tahun, ada syarat-syaratnya," ujar Agung.
Sumber: disway.id
