Air Mata dan Doa Mengiringi 197 Calon Haji Kota Batu
--
KOTA BATU, DISWAYMALANG.ID - Langit Kota Batu terasa lebih tenang dari biasanya. Di pelataran Masjid Agung An-Nur Sultan Agung, bukan sekadar suara adzan atau ceramah agama yang terdengar, melainkan gema takbir, salawat, dan isak tangis haru dari ratusan keluarga yang melepas 197 calon jemaah haji menuju Tanah Suci.
Berselimut malam yang syahdu dan udara sejuk khas pegunungan, momen pelepasan itu menjadi lebih dari sekadar seremoni. Ia berubah menjadi simbol cinta, pengabdian, dan keikhlasan. Dalam suasana khidmat, satu per satu jemaah melambaikan tangan, memeluk orang tercinta untuk terakhir kalinya sebelum berangkat, dan menghapus air mata yang tak bisa lagi ditahan.
Di tengah kerumunan itu, seorang anak muda menggenggam erat tangan kakeknya yang mengenakan seragam haji lengkap. M. Said, 86 tahun, adalah jemaah tertua asal Kota Batu tahun ini. “Ini mimpi saya sejak muda. Saya baru berangkat sekarang, setelah anak-anak saya tumbuh besar,” ucapnya lirih, matanya berkaca-kaca. Sementara itu, Ahdan Zafran, 24 tahun, menjadi jemaah termuda—mewakili generasi baru yang menapaki jalan spiritual di usia muda.
BACA JUGA:Kota Batu Targetkan Masuk 10 Besar Porprov 2025, Siapkan Bonus Rp40 Juta untuk Peraih Medali Emas
Prosesi pelepasan dipimpin langsung oleh Wali Kota Batu, H. Nurochman, pada sabtu (24/5) di Kantor Kemenag Batu, Ia menyampaikan rasa bangga dan doa tulusnya. Dengan suara mantap namun penuh empati, ia berkata, “InsyaAllah semua difasilitasi dan gratis. Ini bentuk cinta dan tanggung jawab kami kepada para tamu Allah. Doakan Kota Batu dari Tanah Suci, agar kota ini terus diberkahi dan dijauhkan dari marabahaya.”
Takbir pun menggema, menggantikan tepuk tangan. Kata-kata sang wali kota tak hanya menjadi formalitas, tapi menjadi doa bersama yang diaminkan dalam diam oleh mereka yang hadir.
Wali Kota juga menyampaikan harapannya agar jemaah membawa misi spiritual bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh warga Kota Batu. “Doa di Tanah Suci adalah kekuatan besar. Mohonkan kepada Allah agar Kota Batu menjadi kota yang damai, sejahtera, dan dirahmati,” pintanya.
BACA JUGA:Jemaah Haji Terpisah dari Rombongan? Jangan Panik, Ini yang Harus Dilakukan
Dari total 197 jemaah yang tergabung dalam Kloter 81, sebanyak 145 di antaranya adalah warga asli Kota Batu. Mereka diberangkatkan pukul 21.00 WIB menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, sebelum lepas landas ke Madinah pada Minggu malam (25/5) pukul 22.45 WIB. Untuk memudahkan proses, koper jemaah telah dikirim sehari sebelumnya.
Tak hanya masyarakat biasa, sejumlah tokoh penting juga turut menunaikan ibadah haji tahun ini, termasuk Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Ludi Tanarto, yang berangkat bersama istri tercinta. Dalam diam, kehadiran mereka menyiratkan pesan penting: bahwa ibadah haji adalah tanggung jawab ruhani, tak memandang jabatan atau status.
Yang paling menyentuh dari malam itu bukanlah pidato resmi, melainkan pelukan terakhir, bisikan doa dari anak ke orang tua, dan air mata yang tertinggal di pelataran masjid. Seorang ibu bahkan tampak mengecup kening anak perempuannya yang akan pergi haji, sambil berdoa agar Allah menjaga langkahnya.
Dalam dunia yang sering bising oleh perbedaan dan kepentingan, malam itu Kota Batu menunjukkan bahwa iman, cinta, dan kebersamaan masih bisa menyatukan hati.
Keberangkatan 197 jemaah ini menjadi bukti nyata bahwa dengan ketulusan pelayanan, kepemimpinan yang mengayomi, serta dukungan masyarakat yang guyub, ibadah bisa menjadi momentum bersama yang menguatkan bukan hanya iman, tapi juga identitas kolektif sebuah kota. (*)
Sumber:
