UB Mantapkan Langkah Pengajuan UNESCO Chair untuk Ketahanan Air dan Pesisir 2026
Prof. Andi Kurniawan, D.Sc., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi (kiri) diterima oleh Plt. Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Prof. Ananto Kusuma Seta, Ph.D., di Jakarta.--
MALANG, DISWAYMALANG.ID-Universitas Brawijaya (UB) menunjukkan langkah progresif dalam memperkuat peran Indonesia di kancah global, khususnya dalam isu krusial mengenai ketahanan air dan lingkungan pesisir.
Pada Jumat (5/12/2026), tim UB yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi, Prof. Andi Kurniawan, D.Sc., diterima langsung oleh Plt.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Prof Ananto Kusuma Seta PhD di Jakarta. Pertemuan ini menjadi titik penting menuju pengajuan resmi UNESCO Chair on Integrated Ecohydrology and Water Security in Coastal Areas tahun 2026.
Langkah Strategis UB dalam Isu Ketahanan Air
Pertemuan di kantor KNIU berlangsung dalam suasana hangat namun formal. Delegasi UB menyampaikan proposal komprehensif yang disusun oleh Coastal and Marine Research Center (PSPK) sebagai respon terhadap tantangan pesisir Indonesia. Mulai dari intrusi air laut yang semakin memasuki kawasan daratan, sedimentasi yang mengganggu ekosistem, hingga penurunan kualitas air yang berdampak pada perikanan dan akuakultur.

UB menguatkan posisi global dengan langkah strategis menuju UNESCO Chair 2026, fokus pada ketahanan air, ecohydrology, inovasi pesisir, dan kolaborasi internasional.--Humas UB
Prof. Ananto menyatakan dukungannya dan menegaskan bahwa inisiatif ini sangat strategis bagi Indonesia sebagai negara kepulauan. Menurutnya, UNESCO Chair tersebut dapat memosisikan Indonesia sebagai knowledge hub regional bagi negara-negara Asia Tenggara dan Pasifik dalam isu kelangkaan air, intrusi air laut, dan kualitas air pesisir.
Selaras dengan Agenda Global dan Prioritas UNESCO
Pengajuan UNESCO Chair dari UB disebut sepenuhnya mendukung prioritas pembangunan berkelanjutan. Fokus program secara langsung terhubung dengan:
- SDG 4: Pendidikan Berkualitas
- SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi
- SDG 13: Aksi Iklim
- SDG 14: Kehidupan Bawah Air
Selain itu, proposal UB mendukung outcome prioritas UNESCO, termasuk peningkatan kerja sama internasional dalam ilmu pengetahuan, iklim, pengelolaan air, biodiversitas, serta inovasi berbasis sains.
Tiga Pilar Program UNESCO Chair UB

Delegasi UB menyampaikan proposal komprehensif yang disusun oleh Coastal and Marine Research Center (PSPK) sebagai respon terhadap tantangan pesisir Indonesia.--Humas UB
Dalam paparannya, UB mengusung tiga pilar utama untuk mentransformasi riset menjadi dampak nyata:
1. Ecohydrology Observatory
Pusat observasi untuk membangun database kualitas air pesisir dan melakukan pemantauan jangka panjang.
2. Living Labs
Desa-desa pesisir di Malang Selatan dan Tuban Utara disiapkan menjadi laboratorium hidup untuk riset terapan, pendampingan masyarakat, dan pembangunan program ketahanan air.
Sumber: humas ub
