UB Mantapkan Langkah Pengajuan UNESCO Chair untuk Ketahanan Air dan Pesisir 2026
Prof. Andi Kurniawan, D.Sc., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi (kiri) diterima oleh Plt. Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Prof. Ananto Kusuma Seta, Ph.D., di Jakarta.--
3. Capacity Building
Meliputi summer school ASEAN, policy labs, hingga penyusunan panduan “Coastal Ecohydrology for Tropical Archipelagos” sebagai rujukan ilmiah bagi kawasan tropis kepulauan.
BACA JUGA:UB Tegaskan Komitmen Integritas lewat Penganugerahan Aksi Antikorupsi di Peringatan Hakordia 2025
Inovasi yang Sudah Berjalan
UB memaparkan sejumlah inovasi yang telah dikembangkan, seperti:
- Greenhouse Salt Tunnel (GST) untuk produksi garam berkelanjutan
- Recirculating Aquaculture System (RAS) untuk budidaya ramah lingkungan
Inovasi ini menjadi bukti kesiapan UB dalam memimpin riset lintas disiplin yang berbasis solusi.
KNIU Mendorong Percepatan
KNIU memberikan catatan positif dan mendorong UB untuk segera memfinalisasi proposal agar dapat masuk dalam siklus penilaian UNESCO. “Inisiatif ini penting dan relevan dengan kebutuhan nasional sekaligus geopolitik perairan dunia,” ujar Prof. Ananto.
Bagi UB, pengajuan UNESCO Chair bukan sekadar capaian akademik, tetapi wujud komitmen memperkuat kontribusi ilmiah Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketahanan air. Jika lolos, UB berpotensi menjadi pusat rujukan internasional untuk solusi lingkungan pesisir di wilayah tropis dan kepulauan.
Sumber: humas ub
