1 tahun disway

3 November Hari Cagar Biosfer Dunia: 19 di Indonesia, Termasuk Taman Nasional Komodo dan Bromo-Tengger-Semeru

3 November Hari Cagar Biosfer Dunia: 19 di Indonesia, Termasuk Taman Nasional Komodo dan Bromo-Tengger-Semeru

Foto close-up seekor Komodo berjalan di pantai di Taman Nasional Komodo di Indonesia--getty images

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Setiap tanggal 3 November, dunia juga memperingati International Day for Biosphere Reserves atau Hari Cagar Biosfer Internasional. Peringatan ini ditetapkan oleh UNESCO sebagai bentuk penghargaan. 

Khususnya terhadap kawasan-kawasan yang menjadi laboratorium alam dalam menjaga keseimbangan. Baik antara konservasi lingkungan, kehidupan manusia, dan pembangunan berkelanjutan.

Cagar biosfer adalah wilayah yang ditunjuk UNESCO untuk melindungi keanekaragaman hayati. Sekaligus menjadi ruang penelitian ekologi, pendidikan lingkungan, hingga pengembangan ekonomi lokal berbasis keberlanjutan.

Saat ini terdapat lebih dari 700 cagar biosfer di lebih dari 130 negara, termasuk 19 cagar biosfer yang tersebar di Indonesia.

BACA JUGA: Hari Kerohanian 3 November, Momentum Jaga Toleransi di Tengah Dinamika Sosial Indonesia

Berikut daftar 19 cagar biosfer Indonesia yang diakui UNESCO: 

  1. Cibodas (Jawa Barat) – ditetapkan 1977.
  2. Lore Lindu (Sulawesi Tengah) – 1977.
  3. Komodo (Nusa Tenggara Timur) – 1977.
  4. Tanjung Puting (Kalimantan Tengah) – 1977.
  5. Siberut (Sumatera Barat) – 1981.
  6. Gunung Leuser (Aceh & Sumatera Utara) – 1981.
  7. Giam Siak Kecil-Bukit Batu (Riau) – 2009.
  8. Wakatobi (Sulawesi Tenggara) – 2012.
  9. Taka Bonerate – Kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan) – 2015.
  10. Bromo Tengger Semeru – Arjuno (Jawa Timur) – 2015.
  11. Belambangan (Jawa Timur) – 2016.
  12. Berbak-Sembilang (Sumatera Selatan/Jambi) – 2018.
  13. Rinjani-Lombok (Nusa Tenggara Barat) – 2018.
  14. Betung Kerihun-Danau Sentarum Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) – 2018.
  15. Togean-Tojo Una-Una (Sulawesi Tengah) – 2019.
  16. Saleh-Moyo-Tambora (SAMOTA, NTB) – 2019.
  17. Bunaken-Tangkoko-Minahasa (Sulawesi Utara) – 2020.
  18. Karimunjawa-Jepara-Muria (Jawa Tengah) – 2020.
  19. Merapi-Merbabu-Menoreh (Jawa Tengah/Yogyakarta) – 2020. 

Keberadaan cagar-biosfer tersebut menegaskan peran Indonesia sebagai negara megabiodiversitas. Tentunya dengan tanggung jawab besar dalam pelestarian alam dan pemanfaatan berkelanjutan.

BACA JUGA: Hari Ubur-Ubur Dunia 3 November: Mengapresiasi Makhluk Laut yang Menakjubkan

Fokus Tahun Ini: Ketahanan Ekosistem dan Perubahan Iklim

Peringatan Cagar Biosfer Dunia tahun ini menyoroti pentingnya adaptasi ekosistem terhadap perubahan iklim. Hal tersebut termasuk tantangan kebakaran hutan, kerusakan habitat, hingga degradasi pesisir dan laut. 

Cagar biosfer menjadi kawasan kunci untuk:

  • Menyimpan cadangan genetik alami
  • Menjaga sumber air dan karbon alami
  • Menjadi pusat penelitian mitigasi krisis iklim
  • Mendukung ekonomi lokal ramah lingkungan

UNESCO menekankan bahwa menjaga cagar biosfer bukan hanya tanggung jawab ilmuwan atau pemerintah, melainkan juga masyarakat global.

BACA JUGA:Menggali Arti dan Sejarah Hari Hewan Sedunia: Menjaga Kehidupan dan Bumi Bersama

Hari Cagar Biosfer Internasional menjadi kesempatan bagi publik untuk kembali menyadari pentingnya hubungan manusia dan alam. Menjaga hutan, laut, gunung, dan satwa tidak hanya tentang konservasi, tetapi tentang masa depan kehidupan manusia itu sendiri.

Sumber: unesco