Minta Maaf ke Keluarga yang Pernah Ada Konflik Saat Lebaran: Mulai dari Mana?

-pinterest-
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Lebaran tiba. Momen berkumpul dengan keluarga besar kembali datang. Ketupat tersaji, opor ayam mengepul, dan suara tawa bersahutan. Tapi di sudut ruangan, ada satu orang yang kita hindari.
Mungkin kakak yang pernah beradu argumen, paman yang salah paham, atau sepupu yang sejak lama menjauh. Pertanyaannya: apakah kita siap untuk meminta maaf? Atau malah memilih diam dan berpura-pura tidak ada yang terjadi?
Momen Lebaran seharusnya menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan. Tapi tidak semua orang tahu bagaimana cara memulai. Berikut sembilan langkah untuk meminta maaf tanpa canggung dan menjaga silaturahmi tetap harmonis.
1. Pahami Dulu Kenapa Harus Meminta Maaf
Sebelum mendekati seseorang untuk meminta maaf, tanyakan pada diri sendiri: apakah ini dilakukan karena ingin benar-benar memperbaiki hubungan atau hanya sekadar mengikuti tradisi? Jika niatnya tulus, proses rekonsiliasi akan lebih ringan.
Contohnya, jika selama ini hubungan dengan adik renggang karena kesalahpahaman kecil, tanyakan pada diri sendiri apakah ego lebih penting daripada hubungan keluarga. Menyadari alasan ini akan membantu menguatkan hati untuk memulai percakapan.
2. Jangan Tunggu Orang Lain Memulai Dulu
Gengsi sering kali menjadi penghalang utama. Kita menunggu orang lain datang duluan, padahal keduanya mungkin sama-sama ingin baikan. Jangan ragu untuk mengambil langkah pertama.
Misalnya, saat duduk di meja makan Lebaran, kita bisa memulai dengan basa-basi ringan, “Udah lama banget gak ngobrol ya, gimana kabar?” Dari sana, pembicaraan bisa mengalir dan membuka jalan untuk meminta maaf.
3. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat
Jangan tiba-tiba minta maaf saat orang tersebut sedang sibuk melayani tamu atau dalam suasana hati yang buruk. Waktu terbaik biasanya setelah makan, saat semua orang sudah lebih santai.
Contohnya, jika ingin meminta maaf ke kakak, tunggu sampai ia selesai berbincang dengan orang lain, lalu dekati dengan nada santai. Ini akan menghindari situasi canggung atau defensif.
4. Jangan Pakai Kalimat Defensif atau Justifikasi
Sering kali orang meminta maaf dengan kalimat seperti, “Aku minta maaf ya, tapi kamu juga salah waktu itu.” Ini bukan permintaan maaf, melainkan pembelaan diri.
Lebih baik gunakan kalimat yang langsung ke inti, misalnya, “Aku minta maaf atas apa yang terjadi dulu. Aku sadar aku juga salah, dan aku berharap kita bisa memperbaiki hubungan.” Ini lebih tulus dan tidak menyinggung.
5. Perhatikan Bahasa Tubuh dan Nada Bicara
Nada suara yang terlalu tinggi atau bahasa tubuh yang defensif bisa membuat permintaan maaf jadi terasa tidak tulus. Gunakan nada yang lembut dan kontak mata yang menunjukkan ketulusan.
Misalnya, jika berbicara dengan orang tua, duduklah sejajar dan tunjukkan ekspresi yang tenang. Ini akan membuat mereka lebih terbuka menerima maaf yang kita berikan.
6. Jangan Harapkan Balasan Instan
Tidak semua orang siap langsung menerima permintaan maaf. Kadang, butuh waktu bagi mereka untuk mencerna dan benar-benar memaafkan.
Sumber: npr