16 Oktober Juga Hari Pangan Sedunia, MBG Kita Apakah Sudah Sesuai dengan Tema Better Food for Better Future?
Ilustrasi tema Hari Pangan Sedunia yang dirilis FAO--fao.org
Langkah ini menyelamatkan jutaan nyawa, namun juga meninggalkan tantangan baru seperti kerusakan tanah dan ketimpangan distribusi pangan.
pangan di Indonesia
Sebagai negara agraris, Indonesia sebenarnya kaya akan sumber pangan. Dari beras, jagung, hingga umbi-umbian, semuanya tumbuh subur di berbagai daerah.
Namun, persoalan distribusi, ketergantungan pada impor, dan masalah gizi buruk masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Pemerintah bersama FAO terus berupaya memperkuat ketahanan pangan melalui program Desa Mandiri Pangan dankampanye zero hunger.
Kini, banyak generasi muda yang ikut terlibat. Mereka membangun kebun kota, memopulerkan makanan lokal, dan mengedukasi masyarakat untuk mengurangi limbah makanan. Gerakan kecil ini menjadi bagian penting dari solusi besar.
Menuju Masa Depan
FAO merayakan ulang tahun ke-80 dengan pameran From Seeds to Foods di Roma. Pameran ini menampilkan perjalanan pangan dunia dari benih hingga ke meja makan.
Indonesia ikut serta menampilkan kekayaan pangan lokal seperti tempe, sagu, dan beras merah.
Kehadiran Indonesia di sana menunjukkan bahwa keanekaragaman pangan bisa menjadi solusi untuk masa depan yang berkelanjutan.
World Food Day 2025 mengajak semua pihak bergandengan tangan membangun masa depan tanpa kelaparan. Perubahan iklim, perang, dan krisis ekonomi memang menjadi tantangan besar.
Namun, sejarah sudah membuktikan bahwa manusia mampu bertahan dan beradaptasi. Selama dunia mau bekerja sama, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk kelaparan.
Dari biji kecil yang tumbuh di ladang hingga makanan di piring kita, semuanya adalah hasil kerja keras panjang manusia. Dan World Food Day 2025 mengingatkan, perjuangan itu belum berakhir. (*)
Sumber: hariandisway
