Robusta, Kopi Tangguh dari Dataran Rendah: Sejarah, 9 Fakta tentang Robusta, dan Manfaatnya
Kopi Robusta, Sang Kopi Tangguh--getty images
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Kopi Robusta, yang secara ilmiah dikenal sebagai Coffea canephora, merupakan salah satu jenis kopi paling penting di dunia. Berbeda dengan kerabatnya, kopi Arabika, Robusta terkenal sebagai kopi tangguh, kuat, dan serbaguna.
Kopi ini awalnya ditemukan di Afrika tropis, terutama wilayah Kongo dan Uganda. Melalui kolonialisme dan perdagangan global, Robusta mulai menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia sejak abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai pilihan tanaman kopi yang lebih mudah tumbuh di dataran rendah dan lahan luas.
Seiring waktu, Robusta mengambil peran penting dalam industri kopi global. Terutama sebagai bahan baku kopi instan dan campuran espresso, karena karakter rasa yang kuat dan kandungan kafein tinggi. Hampir setiap sudut dunia kini mengenal Robusta, baik sebagai kopi harian maupun sebagai bagian dari perpaduan rasa dalam blend kopi modern.
BACA JUGA:Arabika, Sang Kopi Bangsawan: Sejarah, 9 Fakta Unik, dan Manfaatnya
Berikut ini 9 fakta tentang kopi Robusta:
1. Asal dari Afrika Tropis
Coffea canephora ditemukan di hutan hujan tropis Afrika tengah dan barat, seperti Kongo. Tanaman ini kemudian menyebar ke Asia dan Amerika tropis sebagai tanaman budidaya.
2. Tumbuh di dataran rendah
Berbeda dengan Arabika yang menyukai dataran tinggi, Robusta tumbuh optimal di ketinggian yang lebih rendah dengan iklim tropis hangat, membuatnya cocok untuk wilayah seperti Indonesia, Vietnam, dan Brasil.
BACA JUGA:Daftar Drakor Tayang Desember 2025, Hyun Bin hingga Park Seo Joon Comeback!
3. Kandungannya lebih tinggi kafein
Robusta mengandung sekitar dua kali lebih banyak kafein dibanding Arabika, yang membuat rasanya lebih pahit dan memberi efek stimulan lebih kuat.
4. Lebih tahan terhadap hama dan penyakit
Salah satu keunggulan Robusta adalah ketahanannya terhadap hama, penyakit tanaman, dan kondisi lingkungan yang keras, sehingga lebih mudah dibudidayakan secara massal.
BACA JUGA:Ketika Keindahan Bertemu Konservasi: Pesona dan Kisah Kelangkaan Bunga Parrot’s Beak
Sumber: food and agriculture organization (fao)
