1 tahun disway

Tren Diet Ekstrem One Meal a Day: Manfaat, Risiko, dan Tips Aman Memulai

Tren Diet Ekstrem One Meal a Day: Manfaat, Risiko, dan Tips Aman Memulai

One Meal a Day (OMAD) merupakan pola makan ekstrem di mana seseorang hanya mengonsumsi satu kali makan penuh dalam satu jendela singkat --getty images

MALANG, DISWAYMALANG.ID--One Meal a Day (Omad) merupakan pola makan ekstrem. Seseorang hanya mengonsumsi satu kali makan penuh dalam satu jendela singkat (umumnya 1 jam) dan berpuasa 23 jam sebagai strategi cepat menurunkan berat badan dan 'menghemat waktu'.

Meski sejumlah studi pada pola puasa intermiten menunjukkan manfaat metabolik, para ahli menekankan bahwa Omad adalah varian yang jauh lebih ketat dan berisiko jika diterapkan tanpa pengawasan profesional.

Omad adalah bentuk ekstrem dari intermittent fasting (puasa berselang) sebuah konsep yang mengatur kapan kita makan, bukan apa yang dimakan. Popularitasnya didorong oleh testimoni di media sosial, klaim penurunan berat badan cepat, dan kemudahan jadwal (cukup siapkan satu kali makan sehari).

Namun, bukti ilmiah yang spesifik untuk Omad masih terbatas. Sebagian besar penelitian klinis menilai pola puasa dengan jendela makan yang lebih luas. Misal 16:8 atau variasi lain. Bukan makan satu kali penuh setiap hari.

Bukti ilmiah: manfaat potensial tapi perlu konteks

Studi tentang puasa berselang menunjukkan kemungkinan manfaat jangka pendek seperti penurunan berat badan, perbaikan sensitivitas insulin, dan pengurangan lemak tubuh pada sebagian individu. Sebuah riset terbaru juga menunjukkan bahwa time-restricted eating memberikan efek metabolik yang bisa menguntungkan bila dikombinasikan diet seimbang.

Namun, ulasan dan penelitian khusus tentang Omad memperingatkan bahwa pola makan sangat terbatas ini tidak otomatis lebih baik daripada pembatasan kalori yang moderat. Beberapa penelitian bahkan mengaitkan metode puasa yang terlalu ekstrem dengan hasil kesehatan yang kurang menguntungkan pada kelompok tertentu.

Risiko nyata Omad — siapa yang harus menjauh

Para ahli kesehatan menyebut beberapa risiko Omad yang perlu dipertimbangkan. Seperti risiko kekurangan nutrisi (sulit mencukupi semua vitamin, mineral, dan protein dalam satu porsi). Juga, fluktuasi gula darah (bahaya bagi penderita diabetes), pusing dan kelelahan, gangguan tidur. Termasuk pula potensi memicu pola makan kompulsif atau gangguan makan.

Organisasi kesehatan dan sumber medis populer merekomendasikan kehati-hatian. Omad tidak direkomendasikan untuk anak-anak, remaja, ibu hamil/menyusui, orang dengan gangguan makan, atau pasien penyakit metabolik tanpa pengawasan medis.

Praktik aman memulai (jika tetap ingin mencoba)

Bila seseorang mempertimbangkan Omad, langkah-langkah aman yang direkomendasikan oleh pakar dan literatur medis meliputi:

  1. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi, terutama bila memiliki kondisi kronis (diabetes, penyakit jantung, gangguan ginjal).
  2. Mulai bertahap: coba dulu model waktu makan yang lebih longgar yakni Intermitten Fasting dengan pola makan (misal 12:12 atau 16:8) sebelum menguji satu kali makan sehari. Studi menunjukkan jendela makan moderat cenderung lebih berkelanjutan dan lebih aman.
  3. Pastikan kualitas satu porsi: satu kali makan sebaiknya padat nutrisi: sumber protein berkualitas, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, lemak sehat, serta buah untuk mikronutrien. Suplemen bisa dipertimbangkan bila perlu, tetapi bukan pengganti makanan seimbang.
  4. Pantau respons tubuh: catat energi, suasana hati, tidur, dan tanda-tanda hipoglikemia (pusing, gemetar, keringat dingin). Hentikan bila muncul gejala mengkhawatirkan.
  5. Hindari perilaku ‘balas dendam makan’ saat jendela makan: makan berlebihan dengan makanan ultra-olahan dapat menghapus manfaat kesehatan dan menimbulkan gangguan pencernaan.

Apakah Omad perlu jadi pilihan pertama?

Banyak ahli gizi dan lembaga kesehatan berpendapat, tujuan jangka panjang seperti menurunkan berat badan secara berkelanjutan, mempertahankan komposisi tubuh sehat, dan menjaga kesehatan metabolik, sering lebih baik dicapai melalui pola makan seimbang yang bisa dipertahankan.

Intermittent fasting dengan jendela makan moderat atau pengurangan kalori terkontrol sering memberi manfaat tanpa risiko ekstrem yang melekat pada Omad. Selain itu, bukti terbaru mengingatkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk menilai efek OMAD jangka panjang, termasuk pada risiko kardiovaskular dan mortalitas.

Omad memang menarik sebagai solusi cepat dan sederhana untuk sebagian orang, tetapi bukan tanpa risiko. Bagi yang mempertimbangkan Omad, konsultasi medis dan pendekatan bertahap sangat dianjurkan.

Bagi mayoritas orang, alternatif yang lebih lunak dan terstruktur jendela makan moderat, kontrol asupan kalori, dan peningkatan kualitas makanan sehari-hari tetap menjadi pilihan yang lebih aman dan lebih mudah dipertahankan.

Sumber: harvard t.h. chan school of public health