Agar Semua Kebagian! Trik Membagi dan Mengatur THR untuk Keponakan, Anak, dan Keluarga

-pinterest-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Lebaran selalu identik dengan bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR). Saat momen kumpul keluarga, anak-anak akan berbaris rapi menunggu amplop yang berisi uang baru. Keponakan yang jarang terlihat tiba-tiba muncul dengan wajah sumringah, siap menyambut ‘amplop ajaib’ dari para om dan tantenya.
Bahkan, saudara jauh yang setahun sekali bertemu pun tak segan menyalami kita lebih lama, seolah mengisyaratkan harapan tersendiri.
Tapi di balik momen ini, ada satu tantangan besar: bagaimana membagi THR dengan adil tanpa membuat dompet menipis dalam semalam? Tak sedikit orang yang merasa dilema. Mau kasih banyak, tapi harus tetap realistis dengan kondisi keuangan.
Mau kasih sedikit, tapi takut dinilai pelit oleh keluarga besar. THR memang bukan kewajiban, tapi sering kali jadi tradisi yang sulit dihindari.
Agar pembagian THR tetap lancar tanpa bikin kantong jebol, strategi perlu disusun. Mulai dari menentukan siapa yang berhak menerima, bagaimana mengatur nominalnya, hingga cara praktis agar tidak salah bagi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa tetap berbagi kebahagiaan tanpa harus cemas keuangan terganggu. Yuk, simak trik berikut!
1. Buat Daftar Penerima THR
Langkah pertama adalah membuat daftar siapa saja yang akan menerima THR. Ini penting agar pembagian tetap adil dan tidak ada yang terlewat. Mulai dari anak sendiri, keponakan, asisten rumah tangga, hingga saudara jauh. Dengan memiliki daftar yang jelas, kita bisa melihat siapa yang menjadi prioritas utama dan siapa yang sekadar tambahan.
Menentukan penerima THR juga membantu dalam menyusun anggaran. Jika langsung membagikan tanpa perhitungan, bisa-bisa uang THR habis sebelum semua kebagian. Daftar ini juga bisa menjadi pengingat agar tidak terjebak dalam situasi ‘terpaksa memberi’ hanya karena merasa sungkan.
2. Tentukan Anggaran Maksimal
Sebelum membagikan THR, tentukan dulu anggaran maksimal yang akan dikeluarkan. Jangan sampai karena euforia Lebaran, semua uang THR habis hanya untuk dibagikan ke sanak saudara. Misalnya, dari THR Rp5 juta yang diterima, alokasikan Rp1 juta hingga Rp1,5 juta khusus untuk bagi-bagi THR, sementara sisanya digunakan untuk keperluan lain seperti kebutuhan Lebaran, tabungan, atau dana darurat.
Dengan memiliki batas anggaran yang jelas, kita bisa mengontrol pengeluaran dengan lebih bijak. Jangan sampai semangat berbagi di awal justru membuat kita kesulitan setelah Lebaran berakhir. Ingat, THR adalah tradisi, bukan kewajiban yang harus mengorbankan kestabilan keuangan pribadi.
3. Kelompokkan Penerima Berdasarkan Usia
Setelah daftar penerima disusun, langkah berikutnya adalah membagi mereka ke dalam kelompok usia. Ini berguna untuk menentukan besaran nominal THR yang akan diberikan. Biasanya, semakin muda usia penerima, semakin besar antusiasme mereka terhadap THR.
Sebagai contoh, anak-anak di bawah 10 tahun bisa diberikan Rp50.000 hingga Rp100.000. Untuk remaja usia 11–17 tahun, bisa dinaikkan menjadi Rp100.000 hingga Rp200.000. Sementara keponakan yang sudah kuliah, mungkin lebih bijak jika diberikan Rp200.000 hingga Rp300.000. Adapun untuk yang sudah bekerja, cukup berikan ucapan selamat Lebaran—karena pada dasarnya, mereka pun seharusnya sudah mulai berbagi, bukan menerima lagi.
4. Gunakan Amplop Berkode atau Berwarna
Amplop adalah bagian penting dalam tradisi THR. Agar tidak tertukar, siapkan amplop dalam warna yang berbeda atau beri kode kecil di sudutnya. Ini sangat berguna terutama jika ada banyak penerima dengan nominal yang berbeda-beda.
Misalnya, gunakan amplop merah untuk anak kecil, amplop biru untuk remaja, dan amplop hijau untuk keponakan yang sudah kuliah. Dengan cara ini, kita tidak akan kebingungan saat membagikan THR. Selain lebih terorganisir, cara ini juga bisa menghindari kesalahan yang mungkin terjadi, seperti salah kasih nominal yang lebih besar ke anak kecil, sementara yang lebih besar justru dapat lebih sedikit.
5. Jangan Beri Uang Kertas Besar
Sumber: populix