1 tahun disway

Momen Hari Hidup Bersama dalam Damai, Yuk Gunakan Jempol dengan Bijak di Era Digital!

Momen Hari Hidup Bersama dalam Damai, Yuk Gunakan Jempol dengan Bijak di Era Digital!

Hidup Dengan Damai di Media Sosial-Masco-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Kita hidup di era yang memungkinkan orang berteriak tanpa suara, menyindir tanpa suara, bahkan mencaci tanpa harus hadir secara fisik.

Media sosial membuka ruang bagi siapa pun untuk menyampaikan pendapat. Sayangnya, tidak semua pendapat lahir dari ruang yang damai. Banyak yang muncul dari ego, dendam, bahkan sekadar keinginan untuk terlihat benar di depan layar.

16 Mei juga diperingati sebagai International Day of Living Together in Peace. Sebuah momen yang mengajak dunia untuk hidup berdampingan, meskipun berbeda.

Tapi, apakah mungkin hidup berdampingan kalau tiap hari kita berkelahi di kolom komentar? Kalau story dipakai buat nyindir, dan like dipakai buat menyudutkan?

Yuk, mulai dari hal kecil—mulai dari jempol kita sendiri.

1. Ngetik Itu Tidak Harus Ngotot

Menulis komentar atau postingan tidak harus dengan emosi meluap-luap. Sering kali, kita terlalu bersemangat membela pendapat sampai lupa cara menyampaikannya dengan tenang. Nada bicara di dunia maya tidak terdengar, tapi bisa terasa. Kata-kata yang tajam, huruf kapital semua, atau tanda seru berderet—semuanya bisa terbaca sebagai kemarahan.

Padahal, tujuan utama dari diskusi adalah memahami, bukan memenangkan. Beda pendapat itu wajar, tapi kalau cara menyampaikannya bikin orang sakit hati, apalah gunanya. Cobalah pakai kalimat pembuka yang tenang: “Menurut saya…” atau “Menarik ya, tapi saya punya pandangan lain…” Rasanya kecil, tapi efeknya besar.

2. Jangan Asal Forward, Saring Dulu Isinya

Di era informasi yang serba cepat, jari kita sering lebih gesit dari pikiran kita. Dapat kabar heboh, langsung disebar. Lihat video dramatis, langsung klik share. Padahal, belum tentu benar. Bahkan, bisa saja itu hoaks yang berpotensi menyesatkan atau memicu konflik sosial.

Saring informasi sebelum membagikannya adalah bentuk tanggung jawab sosial. Tanyakan pada diri sendiri: “Ini bener tidak, ya?” atau “Kalau disebar, ada yang bisa tersakiti tidak ya?” Kedamaian dunia bukan cuma urusan PBB, tapi juga tergantung dari keputusan kita: share atau scroll aja.

3. Humor = Aman, Tapi Jangan Dipakai Buat Menyerang

Meme, jokes, dan sindiran halus memang bisa menyegarkan suasana. Tapi, ada garis tipis antara lucu dan jahat. Kadang orang menyamarkan kebencian dalam bentuk humor, seolah-olah becandaan bisa membenarkan segalanya. Padahal, tawa yang lahir dari menjatuhkan orang lain bukan tawa yang sehat.

Menggunakan humor secara bertanggung jawab adalah bagian dari etika digital. Boleh lucu, asal tidak merendahkan. Boleh sarkas, asal tidak menyakiti. Kalau ingin hidup damai bersama, kurangi bercanda dengan membakar orang lain. Lebih baik menertawakan hal-hal ringan daripada menertawakan penderitaan orang.

Sumber: reddit