1 tahun disway

8 Oktober Juga Memperingati Hari Disleksia Sedunia: Hapus Stigma dan Rayakan Keberagaman Cara Belajar

8 Oktober Juga Memperingati Hari Disleksia Sedunia: Hapus Stigma dan Rayakan Keberagaman Cara Belajar

--iStockphoto

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Setiap tanggal 8 Oktober, dunia menyoroti satu bentuk keberagaman yang sering terabaikan disleksia.

Peringatan Hari Disleksia Sedunia bukan sekadar seremonial. Melainkan gerakan global yang menegaskan bahwa setiap manusia memiliki cara unik untuk memahami dunia. Termasuk,.dalam proses belajar membaca dan menulis.

Disleksia bukanlah penyakit atau bentuk kelemahan intelektual. Ia adalah perbedaan cara otak memproses huruf, bunyi, dan kata.

Karena itu, anak atau orang dewasa dengan disleksia kerap mengalami kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Meski, kecerdasan mereka sama bahkan sering kali di atas rata-rata.

Jejak Sejarah: Dari Penemuan Hingga Pengakuan Dunia

Akar sejarah disleksia dapat ditelusuri hingga akhir abad ke-19. Seorang dokter asal Jerman bernama Oswald Berkhan pertama kali mengidentifikasi kondisi ini.

Beberapa tahun kemudian, Rudolf Berlin, seorang dokter mata, memperkenalkan istilah “dyslexia” pada tahun 1887. Merupakan,  gabungan dari kata Yunani dys (kesulitan) dan lexis (kata atau bahasa).

Pemahaman tentang disleksia berkembang pesat sepanjang abad ke-20. Para ahli saraf dan pendidik mulai memahami bahwa gangguan ini bukan sekadar masalah kemampuan membaca. Melainkan cara kerja otak yang berbeda dalam memproses informasi visual dan fonetik.

Puncaknya, pada tahun 2002, Inggris menjadi negara pertama yang menginisiasi Hari Disleksia Sedunia. Sebagai bentuk penghargaan terhadap mereka yang hidup dengan disleksia.

Dari sana, semangatnya menyebar ke seluruh dunia, hingga pada akhirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 8 Oktober sebagai Hari Disleksia Sedunia secara resmi.

BACA JUGA:8 Oktober Memperingati Hari Loper Koran Internasional: Dari Suara Pagi Hingga Kehidupan

Makna di Balik Warna Biru dan Perak

Setiap peringatan Hari Disleksia Sedunia memiliki ciri khas yang kuat yakni warna biru dan perak.

Biru melambangkan ketenangan, harapan, serta kepercayaan diri untuk terus belajar dan berkembang. Sedangkan perak mencerminkan keteguhan dan kekuatan individu dengan disleksia dalam menghadapi tantangan.

Sebagai bentuk dukungan global, berbagai bangunan ikonik di dunia, diterangi dengan cahaya biru pada malam 8 Oktober. Mulai dari Menara Eiffel di Paris hingga Empire State Building di New York, 

Momen ini menjadi simbol persatuan dan kepedulian terhadap keberagaman cara belajar manusia.

Tokoh Dunia yang Membuktikan Disleksia Bukan Hambatan

Sumber: rri.co.id