Mengenal Prinsip Resource Leveling, Menjaga Keseimbangan Beban Kerja Tim Proyek agar Sesuai Target
Beban Kerja Tim Harus Dibagi Merata! Kenali Prinsip Resource Leveling-pinterest-
Misalnya, dua tim desain tidak bisa menggunakan software lisensi terbatas secara bersamaan. Dengan resource leveling, penggunaan software dijadwalkan bergantian sehingga masing-masing tim tetap produktif tanpa harus menunggu giliran terlalu lama.
Contoh: semisal di proyek event, di mana alat audiovisual hanya tersedia dalam jumlah terbatas. Manajer proyek mengatur jadwal pemakaian alat ini agar tidak terjadi bentrokan antar tim yang memerlukan alat yang sama pada waktu bersamaan. Hasilnya, tidak ada pekerjaan yang tertunda karena persaingan sumber daya.
4. Maintaining Project Quality: Menjaga Kualitas Proyek
Kualitas proyek sangat bergantung pada kemampuan sumber daya dalam menjalankan tugas dengan fokus dan teliti. Jika anggota tim terlalu dibebani, kelelahan dapat menyebabkan kesalahan dan hasil kerja menurun. Resource leveling memastikan beban kerja tidak berlebihan sehingga kualitas tetap terjaga.
Misalnya, di sebuah perusahaan manufaktur, setelah menerapkan resource leveling, tingkat cacat produk menurun karena pekerja tidak lagi terburu-buru menyelesaikan pekerjaan mereka. Penjadwalan yang baik memberi ruang untuk pemeriksaan dan perbaikan sebelum produk dikirim ke pelanggan.
5. Adapting to Resource Constraints: Menyesuaikan dengan Keterbatasan Sumber Daya
Tidak semua proyek memiliki sumber daya melimpah, baik dari segi tenaga kerja, peralatan, maupun anggaran. Resource leveling membantu manajer proyek beradaptasi dengan keterbatasan ini dengan mengatur ulang jadwal dan strategi agar tetap realistis dan efisien.
Contohnya, dalam proyek riset dengan jumlah peneliti terbatas, tugas-tugas dibagi secara bertahap sehingga masing-masing peneliti bisa fokus tanpa overload. Jika diperlukan, waktu penyelesaian proyek bisa diperpanjang sedikit untuk menjaga kualitas.
Sebagai ilustrasi, sebuah proyek pengembangan perangkat keras startup kecil menggunakan resource leveling untuk menyesuaikan jadwal kerja dengan jumlah insinyur yang terbatas. Penyesuaian ini menghindarkan tim dari kelelahan dan menjaga motivasi tetap tinggi.
6. Prioritizing Critical Tasks: Memprioritaskan Tugas Kritis
Dalam proyek, ada tugas-tugas yang sangat penting dan krusial bagi keberhasilan keseluruhan. Resource leveling membantu memprioritaskan alokasi sumber daya pada tugas-tugas ini agar selesai tepat waktu dan tidak menghambat proses lainnya.
Misalnya, dalam proyek pembangunan gedung, tahap pondasi adalah kritikal dan harus mendapat perhatian penuh agar kualitas bangunan terjamin. Resource leveling mengatur agar tenaga ahli dan alat berat lebih dulu dialokasikan untuk pekerjaan ini sebelum tugas lain dimulai.
7. Utilizing Slack Time: Memanfaatkan Waktu Luang (Slack Time)
Slack time adalah waktu luang yang muncul antara tugas satu dengan lainnya. Resource leveling memanfaatkan slack time ini untuk meratakan beban kerja agar tidak ada puncak kerja yang berlebihan maupun masa menganggur yang panjang.
Misalnya, jika seorang anggota tim selesai lebih awal dari jadwal dan ada jeda sebelum tugas berikutnya, slack time ini bisa diisi dengan tugas lain yang tidak terlalu prioritas tapi tetap produktif.
Sumber: twproject
