SAE L’SIMA Ngajum Jadi Percontohan Nasional Pembinaan Warga Binaan Berbasis Ketahanan Pangan
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H., --
NGAJUM, DISWAYMALANG.ID – Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) L’SIMA Ngajum yang dikelola Lapas Kelas I Malang kini menjelma menjadi pusat pembinaan warga binaan yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat. Sejak diresmikan pada 2020, kawasan seluas 20,5 hektare ini telah menjadi model percontohan nasional dalam pengembangan ketahanan pangan berbasis pemasyarakatan.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H., saat melakukan kunjungan kerja ke SAE L’SIMA Ngajum, Kabupaten Malang, Senin (28/7).
Dalam peninjauan tersebut, Menteri Agus menyaksikan langsung hasil pertanian dan peternakan yang dikelola warga binaan. Di antaranya budidaya jagung (2,5 ha), kubis manis (1,8 ha), padi gogo, kacang tanah, cabai, edamame, hingga rumput pakchong (1,2 ha) sebagai pakan ternak. Untuk sektor peternakan, SAE L’SIMA juga mengelola ikan nila, lele, ayam petelur, kambing, hingga sapi.
“Tanah yang tidak digunakan sehari saja, berpotensi jadi kerugian negara. SAE L’SIMA ini membuktikan bahwa lahan tidur bisa diubah jadi sumber manfaat yang nyata, baik bagi warga binaan maupun masyarakat sekitar,” tegas Menteri Agus.
BACA JUGA:Pendaftaran Seleksi Sekda Kabupaten Malang Ditutup Hari Ini, Berikut Nama Pejabat Sudah Daftar
Selain menjadi tempat pembinaan, SAE L’SIMA juga dilengkapi sarana edukasi seperti taman, green house, serta jalur sepeda (bike park), yang difungsikan sebagai media pelatihan berbasis keterampilan. Konsep ini mengintegrasikan pembinaan, edukasi, dan produktivitas dalam satu kawasan yang terbuka untuk sinergi lintas sektor.
Agus menyebut bahwa keberhasilan SAE L’SIMA merupakan implementasi nyata dari pasal 33 UUD 1945, yakni pemanfaatan sumber daya negara untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, ia mendorong agar lembaga pemasyarakatan lain menjadikan SAE L’SIMA sebagai contoh dalam menjalankan program pemberdayaan.
“Ini bukan sekadar pembinaan. Ini bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. Lapas bisa dan harus jadi bagian penting pembangunan bangsa,” tegasnya.
Kunjungan tersebut turut dihadiri jajaran Kodam, Kejaksaan, Forkopimda, perwakilan Pemkab Malang, serta pejabat Ditjen Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jawa Timur.
Menteri Agus juga menyerukan pentingnya semangat gotong royong dan nasionalisme dalam memperluas inisiatif serupa. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat dibutuhkan agar program pemberdayaan berbasis pemasyarakatan bisa menjangkau lebih banyak daerah.
“Kita hidupkan kembali semangat membangun dari bawah, seperti yang dilakukan para tokoh bangsa melalui koperasi desa. Jangan ragu, inilah bentuk nasionalisme sesungguhnya—membantu mereka yang dibina untuk memberi manfaat nyata bagi negeri ini,” pungkas Agus. (ab)
Sumber:
