Seratusan Mahasiswa ''Demo'' di Kampus FISIP UB, Suarakan Aspirasi Terkait Situasi Kini Sekaligus Outing Class
Aspirasi mahasiswa dalam bentuk tulisan--PSIK FISIP UB
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) menggelar acara “Panggung Demokrasi: Refleksi dan Aspirasi untuk Indonesia,” di Kampus FISIP UB, Kamis (11/9). Pada acara ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengangkat isu-isu bangsa melalui diskusi, kritik, dan pernyataan aspirasi.
Sekitar seratus mahasiswa yang ikut, utamanya adalah peserta mata kuliah Manusia, Kekuasaan, dan Masyarakat diProdi Ilmu Komunikasi FISIP UB. Ini karena kegiatan kemarin, merupakan bagian dari perkuliahan untuk mata kuliah tersebut, yang dikemas dalam bentuk outing class.
Pada momen tersebut, para mahasiswa itu, menyampaikan refleksi dan aspirasi melalui tulisan maupun orasi, terkait isu di atas. Ikut menyaksikan sekaligus men-support aksi para mahasiswa itu Dekan FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, selain dosen pengampu mata kuliah tersebut, Dr. Verdy Firmantoro.
Pada kesempatan itu, Dr. Imron mendorong mahasiswa untuk tidak ragu menyuarakan aspirasi. Dia juga menegaskan, kampus FISIP UB adalah kampus dengan ruang diskusi terbuka.

Dekan FISIP UB Dr. Ahmad Imron Rozuli ikut menyemangati peserta Panggung Demokrasi di FISIP UB, Kamis (11/9) -Elvanda/diswaymalang.id-
Prihatin Kondisi Kini
Sementara itu, Dr. Verdy Firmantoro menjelaskan bahwa acara ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi demokrasi Indonesia yang belakangan dianggap semakin memprihatinkan.
“Banyak kebijakan publik yang mendapat kritik masyarakat, bahkan dinilai kontraproduktif. Dari situlah kami tergerak mengadakan panggung demokrasi,” ungkapnya.
“Dengan kegiatan ini, kami ingin kampus menjadi arena diskusi, tempat aspirasi disuarakan, dan laboratorium sosial-politik yang hidup. Mahasiswa dilatih untuk peka, empati, dan berani menyuarakan isu bangsa dengan cara yang konstruktif,” tambahnya.
Selain menjadi pendidikan politik, acara ini juga bertujuan melatih mahasiswa menghadapi tantangan zaman, mulai dari derasnya arus informasi hingga ancaman hoax. Mahasiswa diajak memanfaatkan teknologi dan media sosial secara bijak untuk membangun literasi publik serta iklim demokrasi yang sehat.
Puncak acara ditandai dengan deklarasi Panggung Demokrasi yang berisi tiga poin utama:
- Menjunjung demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
- Menjaga marwah negeri dengan integritas dan cinta tanah air.
- Menjadi generasi muda penjaga demokrasi dan persatuan bangsa.
Tak hanya deklarasi, mahasiswa juga menyuarakan aspirasi mereka melalui tulisan yang mereka tulis. Beberapa di antaranya berbunyi:
- Cinta negeri bukan anarki, lindungi ekspresi, akhiri represi.
- Jadilah pemimpin yang mengerti rakyat, bukan yang memikirkan kepentingan sendiri.
- Membangun Indonesia emas, bukan Indonesia cemas.
- Rakyat butuh harga murah, bukan DPR dengan tunjangan rumah mewah.
- Suara rakyat jangan dianggap aneh, karena itu nafas demokrasi.
Dengan pesan-pesan tersebut, mahasiswa FISIP UB menegaskan bahwa generasi muda tidak hanya menjadi penonton dalam praktik demokrasi, tetapi juga aktor yang aktif menyuarakan aspirasi rakyat.
Sumber:
