1 tahun disway

FISIP UB Resmikan Pusat Kajian Tembakau, Juga Gelar Sarasehan Bahas Tembakau dari Berbagai Aspek

FISIP UB Resmikan Pusat Kajian Tembakau,  Juga Gelar Sarasehan Bahas Tembakau dari Berbagai Aspek

Pemukulan kentongan tanda dimulainya acara FISIP Fest sekaligus peresmian Pusat Kajian TDRC, Jumat (3/10)-Aura/diswaymalang.id-

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Rangkaian acara Inaugurasi dan FISIP Fest 2025 yang berlangsung di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) Jumat (3/10) hingga Sabtu (4/10) pagi ini diisi dengan berbagai acara menarik. Salah satunya, sarasehan budaya yang bertajuk "Membaca Ulang Tembakau Nusantara: Antara Sains, Seni, dan Spirit Budaya."

Sarasehan ini membahas segala hal  tentang tembakau. Mulai dari kesadaran akan peran perempuan di industri tembakau, filosofi tembakau, pro-kontra rokok, peran tembakau dalam industri dalam negeri, dan penggunaan tembakau dalam upaya pemulihan dalam medis.

Sebagai narasumber, FISIP menghadirkan tokoh-tokoh terkait dengan tema tersebut. Antara lain, penyanyi legenda Trie Utami, budayawan asal Malang. Juga,  beberapa tokoh lain seperti Dr. Dwi Cahyono, Ki Dr. Riyanto, Moddie Alvianto Wicaksono, Sulami Bahar dan dr. Diyah Saraswati, Sp.PD.

Pada momen tersebut, juga dilakukan peresmian Tobacco Resource Development Center (TRDC). Peresmian dilakukan Dekan FISIP UB bersama Wakil Dekan Dr. Muhammad Lukman Hakim, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo dan Wakil Ketua TRDC Syahirul Alim.

Ini adalah pusat kajian lintas disiplin ilmu terkait tembakau. Kajiannya akan dilakukan komprehensif, mulai dari aspek  budaya, ekonomi, kesehatan hingga kesejahteraan petani. 

Menurut Dekan FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, S.E., M.Si., penyelenggaraan sarasehan tembakau dan juga rangkaian acara lain dalam FISIP Fest kali ini, merupakan wujud dari kesiapan fakultas untuk menjadi bahtera besar. Yakni, bahtera besar untuk menaungi akademisi dan juga masyarakat luas.

''Kampus ini adalah ruang perjuangan. Kita ingin iklim akademik memberi dampak nyata,'' katanya.

BACA JUGA:Tagana Kota Batu Kirim Bantuan Sayuran Lagi ke Ponpes Al Khoziny, Plus 13 Personel untuk Bantu Dapur Umum

Marjinalisasi Perokok hingga Manfaat Tembakau untuk Medis

Berbagai pernyataan dan juga paparan menarik muncul saat sarasehan budaya tentang tembakau dimulai. Sarasehan dipandu dosen Psikologi UB, Cleoputri Al Yusainy, M.Psi., Ph.D.

Sesi pertama diawali oleh Trie Utami. Penyanyi yang akrab disapa Iik ini mengangkat isu terkait perempuan dan tembakau. Mulai dari perokok yang  dimarjinalkan, menerima stigma negatif hing dan ekosistem tembakau yang melibatkan lebih banyak wanita.

Menurut dia, banyak perempuan di Indonesia yang terhubung dengan ekosistem tembakau. Antara lain, karena ada peluang pengembangan produk tembakau selain rokok.

''Seperti minyak tembakau, juga dapat didorong lebih jauh--untuk dicampur menjadi apa, Itu PR untuk TRDC." katanya.

Pembicara berikut, Dwi Cahyono dan Ki Dr. Riyanto mengupas tuntas tentang sejarah tembakau Jawa kuno dan filosofi pada tembakau. 

Dwi Cahyono memaparkan, tembakau dulunya disebut sebagai sata di Jawa kuno. Dari kata tersebut,  hadir beberapa kosakata seperti satapatra yang berarti tembakau dan patra yang berarti daun.

Sumber:

Berita Terkait