UB Paparkan 4 Inovasi Atasi Stunting dan Kemiskinan di Hadapan Menteri Kependudukan
Dr H Wihaji, SAg, MPd (kanan) saat diskusi dengan pimpinan UB dipimpin Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak. (kiri) -Silu-prasetya.ub.ac.id
MALANG, DISWAYMALANG.ID -Universitas Brawijaya (UB) menetapkan empat rencana aksi inovasi untuk untuk penurunan risiko stunting dan pengentasan kemiskinan di Indonesia. Rencana inovasi tersebut adalah inovasi rekayasa sosial dan perubahan, inovasi kesehatan dan lingkungan, inovasi pengolahan pangan lokal bergizi, inovasi produksi bahan pangan lokal bergizi, dan yang terakhir pengembangan dan keberlanjutan.
Rencana aksi inovasi itu dipaparkan tim UB di hadapan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr H Wihaji, SAg, MPd. Tim UB yang melakukan paparan dipimpin Wakil Rektor V Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak bersama koordinator Direktorat Riset dan Pengabdian kepada masyarakat (DPRM) UB, Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D.,
Dalam paparannya, Prof. Luchman menyebutkan, aksi inovasi itu diperinci lagi menjadi 13 aksi kegiatan.
“Sehingga, setidaknya terdapat 13 program kami yang perlu didanai,” tutur Prof Luqman kepada Wihaji.
Setelah pemaparan itu, beberapa dekan seperti dekan Fakultas Kedokteran, Fakultas ertanian dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan menyampaikan kegiatan yang telah dilakukan yakni Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dan penelitian terkait.
Sejumlah inovasi juga dipaparkan. Di antaranya teknologi produksi garam yang dapat beroperasi di musim hujan, dan pemberdayaan UMKM desa melalui program “Satu Desa, Satu Alat, Satu Inovasi”. Selain itu, ada pula inisiatif pemasaran produk lokal melalui platform digital seperti Shopee.
BACA JUGA:Lanjutan DBL Malang 2025, SMA Dempo Hadapi SMAN 2 Pasuruan, Tiga Laga Lain Sesama Tim Malang
Tanggapan Menteri
Menanggapi paparan rencana aksi inovasi tersebut, Menteri Wihaji langsung membahas realisasi dari rencana tersebut. “Nanti kita lihat proposalnya, dari sekian banyak ide, mana yang bisa di implementasikan,” pungkasnya.
Wihaji mengatakan memang berharap akan adanya kolaborasi antara pemerintah dan Universitas Brawijaya untuk mengatasi masalah stunting dan kemiskinan yang banyak melanda.
“Frame atau idenya dari UB dan work atau eksekusinya, kita bersama-sama,” ujar Wihaji.
BACA JUGA:Menteri BKKBN Tekankan Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak
Yang selanjutnya menjadi sorotan adalah tantangan pendanaandalam menjalankan rencana inovasi ini.
“Pertanyaannya sederhana: ide dan gagasan sudah ada, tapi dari mana pendanaannya? Di sinilah kita perlu merumuskan peran masing-masing pihak,” tambahnya.
Saat menutup forum, Wihaji menjelaskan pengupayaan dalam pengimplementasian atau pendanaan untuk kegiatan terkait yang dilakukan UB berdasarkan modul yang telah dipresentasikan. (*)
Sumber: prasetya.ub.ac.id
