1 tahun disway

Ini Beberapa Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Saat Ujian Sempro dan Begini Cara Jawabnya, Tenang!

Ini Beberapa Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Saat Ujian Sempro dan Begini Cara Jawabnya, Tenang!

Ilustrasi Presentasi Hasil Penelitian Skripsi-Freepik -

Pertanyaan ini menguji realisme. Proposal bagus tapi tidak realistis akan tetap dicoret.

Contoh: “Saya sudah mempertimbangkan waktu dengan membatasi lokasi hanya di komunitas yang mudah dijangkau dan sudah punya jaringan sebelumnya. Selain itu, saya telah menyiapkan pedoman wawancara dan jadwal pengumpulan data agar proses lebih efisien.”

Jawaban ini menunjukkan kesiapan teknis dan antisipasi kendala lapangan.

8. “Kalau Tidak Mendapatkan Data Sesuai Rencana, Apa Alternatifnya?”

Dosen ingin tahu kesiapan plan B. Jangan bilang “akan cari data lain” tanpa rencana konkrit.

Contoh: “Jika narasumber utama tidak bisa diwawancarai, saya sudah mengidentifikasi dua narasumber alternatif dengan peran serupa. Jika observasi tidak memungkinkan, saya akan menguatkan data melalui dokumen dan konten digital komunitas.”

Skripsi yang baik bukan hanya soal ide, tapi juga soal strategi menyelamatkan riset saat hambatan muncul.

9.  “Apa Rencana Publikasi atau Pemanfaatan Hasil Penelitian?”

Pertanyaan ini sering muncul belakangan karena kampus dorong mahasiswa mempublikasikan skripsi.

Contoh: “Saya berencana mengembangkan hasil penelitian ini dalam bentuk artikel populer untuk media kampus, sekaligus mendaftar konferensi mahasiswa bidang komunikasi di UGM. Selain itu, saya akan berbagi hasilnya ke komunitas yang diteliti sebagai bentuk feedback.”

Ini menunjukkan bahwa penelitian tidak berhenti di sidang skripsi, tapi bisa memberi manfaat lebih luas.

Ujian sempro bukan pertarungan antara mahasiswa dan dosen. Tapi forum diskusi untuk menyempurnakan rencana riset. Yang diuji bukan hanya apa yang diteliti, tapi mengapa dan bagaimana prosesnya.

Selama sudah memahami dasar teori, logika metodologi, dan tujuan penelitian, semua pertanyaan bisa dijawab dengan tenang. Kuncinya bukan menghafal, tapi memahami.

Dan satu hal lagi: jangan berharap seminar bebas gugup. Karena semua mahasiswa pasti gugup. Tapi yang membedakan, ada yang gugup sambil siap—dan ada yang gugup sambil kosong. 

Sumber: enago

Berita Terkait