Peringatan Hari Penerbangan Sipil: Mobilitas, Ekonomi, dan Tantangan Rute Bandara Malang Raya Menguat
International Civil Aviation Day 7 Desember soroti peran vital penerbangan sipil bagi konektivitas, ekonomi, dan tantangan rute Bandara Abdulrachman Saleh.-Chaidder Mahyuddin-AFP
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Setiap 7 Desember dunia memperingati Hari Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Day). Memperingati peran krusial penerbangan sipil dalam menghubungkan manusia, mendukung mobilitas, serta mendorong pembangunan ekonomi global. Tahun ini, momentum tersebut menjadi relevan bagi Malang Raya, di mana bandara lokal dan layanan penerbangan sipil bisa menjadi kunci memperkuat konektivitas. Terutama untuk pariwisata, perdagangan, dan mobilitas warga di tengah arus urbanisasi.
Hari Penerbangan Sipil Internasional ditetapkan kali pertama oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) pada 1994 dan diresmikan oleh United Nations melalui Resolusi A/RES/51/33 pada 1996. Hari ini mengingatkan dunia bahwa penerbangan sipil bukan sekadar transportasi, tetapi tulang punggung konektivitas antarnegara dan antarwilayah.
Di Indonesia, peringatan ini sering disambut dengan refleksi terhadap kondisi bandara, layanan penerbangan, dan aksesibilitas, termasuk fasilitas di wilayah seperti Malang Raya.
Bagi Malang, dengan keberadaan bandara dan jalur penerbangan ke berbagai kota besar, penerbangan sipil membuka peluang besar. Wisatawan domestik dan internasional, pebisnis, serta pekerja migran bisa memanfaatkan koneksi cepat menuju dan dari Malang. Memperkuat sektor pariwisata, perdagangan, UMKM, dan mobilitas tenaga kerja.
Dalam konteks ekonomi dan sosial, penerbangan menjadi enabler (penggerak) mempercepat distribusi barang, memperluas pasar, dan menjembatani wilayah rural-urban.
BACA JUGA:Pemerintah Telah Rampcheck 7.347 Pesawat hingga 17 November, Digencarkan Menjelang Nataru
Peringatan ini menjadi relevan lebih dari sekadar seremonial. Data terbaru dari Bandara Abdulrachman Saleh menunjukkan penerbangan sipil adalah denyut nadi konektivitas, logistik, dan mobilitas warga di tengah dinamika urbanisasi dan mobilitas regional.
Kepala UPT Bandara Abdulrachman Saleh Malang Dishub Jatim Purwo Cahyo Widyatmoko mengatakan, hingga akhir 2025, arus penumpang diperkirakan menembus angka 450.000 orang. Jumlah ini jauh lebih kecil dibanding tahun 2024 yang waktu itu mencapai 513.000 penumpang. Atau turun sekitar 12,28 persen.
Selain penumpang Malang-Jakarta, mulai 15 Desember 2025, dibuka penerbangan baru Malang–Lombok. Rute baru kategori rute wisata ini akan diarungi Lion Air dengan menggunaan pesawat jenis ATR.
Tahun 2025 ini, UPT Bandara Abdulrahman Saleh Dishub Jatim diprediksi bakal menyetor Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Pemprov Jatim sekitar Rp 7,5 miliar. Lebih tinggi dari tahun 2024 sebesar Rp 6,8 miliar.
Tingginya angka penumpang dan pergerakan pesawat itu membuktikan bahwa Bandara Abdulrachman Saleh telah menjadi pintu gerbang strategis. Tidak hanya bagi warga Malang Raya, tetapi juga bagi pelaku ekonomi, pelajar, wisatawan, pekerja migran, dan logistik distribusi barang. Misalnya, pada masa angkutan Lebaran 2025 yang lalu tercatat 14 pergerakan pesawat (tiba dan berangkat) dalam satu hari, dengan total penumpang mencapai 2.271 orang.
BACA JUGA:Puncak Arus Nataru! 17 Juta Orang Diprediksi Lakukan Perjalanan pada 24 Desember 2025
Potensi optimal dari penerbangan sipil di Indonesia belum tergarap optimal. Dibutuhkan penambahan rute, peningkatan frekuensi penerbangan, serta kebijakan transportasi pendukung agar konektivitas udara menjadi alat nyata untuk pemerataan ekonomi dan akses.
Peringatan International Civil Aviation Day seharusnya menjadi alarm refleksi sekaligus dorongan aksi. Membenahi infrastruktur bandara, memperluas layanan penerbangan, mendukung mobilitas warga kecil dan pelaku UMKM, serta mendorong transportasi yang inklusif dan terjangkau.
Bagi Malang Raya, ini berarti potensi besar untuk memperkuat ekonomi lokal, pariwisata, distribusi barang, dan membangun jaringan konektivitas yang adil, bukan eksklusif.
BACA JUGA:Menhub Dudy: Tiket Pesawat Nataru Turun 13-14%, Dorong Konektivitas dan Mobilitas Masyarakat
Data dari Bandara Abdulrachman Saleh memperlihatkan bahwa penerbangan sipil bukan sekadar kemewahan atau pilihan elite. Ia adalah lifeline mobilitas dan ekonomi era modern.
Sumber: kemenhub ri
