1 tahun disway

Gema Seribu Tahun yang Kembali: Perjalanan Sound of Borobudur Menemukan Rumah Akademisnya, di UB

Gema Seribu Tahun yang Kembali: Perjalanan Sound of Borobudur Menemukan Rumah Akademisnya, di UB

Penandatanganan MOU antara Yayasan Padma Sada Svargantara (diwakili Trie Utami) dengan Universitas Brawijaya (diwakili Rektor UB Prof. Widodo)--Istimewa

BACA JUGA:UB Lestarikan Budaya Dengan Modul Internalisasi Perilaku Luhur Berbasis Nilai-nilai Majapahit

Brawijaya Globalizing

Visi "Brawijaya Globalizing" yang diusung Rektor Prof. Widodo menjadi jawaban atas pencarian itu. "Ini adalah wahana yang sangat tepat," ujar Prof. Widodo. "Kolaborasi ini memungkinkan kami mempersiapkan SDM unggul yang mendunia, namun berakar kuat pada kearifan lokal bangsanya sendiri. Borobudur adalah sumbernya."

Kerjasama ini akan mengalir ke tiga pilar utama. Di pilar Pendidikan, temuan-temuan SOB akan menjadi bahan riset dan materi ajar bagi 17 fakultas. Mahasiswa pertanian akan belajar sistem agroforestri kuno, mahasiswa teknik mengkaji arsitektur, dan mahasiswa sosial meneliti struktur masyarakat masa lampau. Di pilar Industri Kreatif, riset akan dihilirisasi menjadi produk bernilai, seperti yang telah dirintis Fakultas Vokasi dalam digitalisasi website SOB. Sementara di pilar Diplomasi Budaya, Sound of Borobudur Orchestra akan menjadi duta bangsa yang tidak hanya membawa alunan musik, tetapi juga bukti intelektual akan ketinggian peradaban Indonesia.


--

Dari sebuah gagasan kolektif yang berbisik, kini gema itu telah menemukan orkestranya di salah satu kampus terbaik negeri ini. Tinta di atas kertas itu telah kering, namun menandai dimulainya sebuah babak baru. Kolaborasi antara semangat para pembakti budaya dan kekuatan akal budi akademis ini adalah sebuah ikhtiar untuk memastikan bahwa suara Borobudur tidak akan pernah lagi membisu, dan cetak biru peradaban yang tersimpan di dalamnya akan menjadi fondasi untuk membangun masa depan Indonesia. (*)

Sumber:

Berita Terkait