1 tahun disway

Berawal dari Prihatin, Paguyuban Malang ini Berupaya Melestarikan Tari Jaranan di Kalangan Anak Muda

Berawal dari Prihatin, Paguyuban Malang ini Berupaya Melestarikan Tari Jaranan di Kalangan Anak Muda

Penampilan Tari Jaranan dari Paguyuban Putra Manunggal Nawasena pada Rabu (29/1)-Metta/Disway Malang-

BLIMBING, DISWAYMALANG.ID--Siapa yang tak mengenal Tari Jaranan? Salah satu jenis kesenian tradisional ini tergolong yang masih sering dimainkan,.dan karena itu relartif masih populer.

Mnampilkan gerakan energik dengan para penari yang menaiki kuda tiruan dari anyaman bambu, tarian ini berakar dari tradisi leluhur masyarakat Jawa. Disebut-sebut, diwariskan dari tradisi zaman kerajaan kuno di Jawa Timur.

Popularitasnya pun tetap terjaga. Terutama di daerah seperti Ponorogo, Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Banyuwangi, hingga Malang.. 

Di Kota Malang, tarian ini kerap hadir dalam berbagai acara, baik yang diselenggarakan oleh masyarakat umum maupun mahasiswa. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa eksistensinya juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal regenerasi dan pelestarian.

Menjawab tantangan tersebut, Paguyuban Putra Manunggal Nawasena hadir sebagai wadah bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai kesenian jaranan. 

 

Menjaga Kelestarian

Berdiri sejak tahun 2023, paguyuban ini berkomitmen untuk mengenalkan tari jaranan dan bantengan kepada anak-anak dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuan utamanya adalah menjaga kelestarian budaya Nusantara agar tidak hilang ditelan zaman.


-Metta/Disway Malang-

Ketua Paguyuban Putra Manunggal Nawasena Rininta Zahrotunnisa, mengungkapkan bahwa inisiatif mendirikan komunitas ini berawal dari keprihatinannya melihat banyak kelompok jaranan dan bantengan yang masih sering tampil secara liar di jalanan Kota Malang.

"Awalnya karena anak saya, karena dia juga tergabung di sana. Jadi saya mencoba merangkul mereka, asalkan mereka mau mencoba serius," ujarnya.

Sebagai seorang ibu, Rininta ingin memberikan wadah yang lebih terarah bagi anak-anak yang mencintai seni tradisional ini. 

Ia berharap dengan adanya paguyuban ini, para penari cilik dapat berkembang dalam lingkungan yang positif dan tetap menjaga nilai-nilai budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

Latihan di paguyuban ini diadakan setiap hari Sabtu, menyesuaikan dengan jadwal libur sekolah anak-anak. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan edukatif, para peserta diajak untuk memahami tidak hanya gerakan tarian, tetapi juga makna filosofis yang terkandung dalam setiap gerakan jaranan dan bantengan.

Sumber:

Berita Terkait