1 tahun disway

Jempol Cerminan Hati: Momen Hari Komunikasi Damai untuk Dunia Digital yang Lebih Sehat

Jempol Cerminan Hati: Momen Hari Komunikasi Damai untuk Dunia Digital yang Lebih Sehat

--foto: rri.co.id

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Dalam peringatan Hari Komunikasi Damai Internasional yang jatuh tiap 7 Oktober, dunia diingatkan akan pentingnya cara berbicara yang penuh empati, terutama di ranah digital. Di tengah derasnya arus media sosial dan komunikasi daring, satu jempol pada layar bisa mencerminkan sikap, empati, atau bahkan konflik.

Pada hari ini, di berbagai belahan dunia, individu dan komunitas didorong untuk mengadopsi komunikasi yang lebih sopan, damai, dan menghargai perbedaan, terutama ketika berhadapan dengan opini berbeda, perdebatan online, atau bahkan konflik kecil di dunia maya. Hari Komunikasi Damai atau International Day of Peaceful Communication ini bertujuan memastikan bahwa media digital bukan menjadi sarana merendahkan atau menyakiti, melainkan jembatan untuk memahami dan menjalin persaudaraan.

Era Digital dan Tantangan Empati Online

Seiring pertumbuhan jumlah pengguna internet dan media sosial, banyak interaksi manusia bergeser ke ranah digital. Namun, medium daring sering kali menghapus konteks nonverbal, misalnya ekspresi wajah, intonasi, dan gestur yang biasa membantu menyampaikan maksud dan empati dalam komunikasi tatap muka. Inilah tantangan nyata dari digital empathy, yaitu kemampuan merasakan dan menanggapi emosi orang lain lewat pesan daring.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika interaksi menjadi sangat berbasis teks atau tanpa tatap muka, hubungan emosional bisa melemah. Komunitas daring rentan terhadap sikap online disinhibition tentang kecenderungan berkata sembarangan karena merasa tertutup di balik layar.

Oleh sebab itu, momentum 7 Oktober menjadi pengingat: sebelum kita jempol like, reply, atau share, pikirkan apakah pesan kita menunjukkan empati, menghargai perbedaan, dan mengundang dialog, bukan memicu konflik.

Langkah Praktis untuk Komunikasi Damai Digital

Berikut beberapa praktik yang bisa diterapkan setiap pengguna dunia maya, antara lain:

  1. Gunakan bahasa yang meneduhkan dengan menghindari kata-kata provokatif, hinaan, atau nada merendahkan. Pilih kata yang membangun, bukan menghancurkan.
  2. Tahan diri lebih dulu sebelum merespon ketika menerima komentar negatif atau berbeda karena manusia juga punya perasaan.
  3. Bila ingin mengkritik, berikan komentar konstruktif dengan memfokuskan pada ide atau argumen, bukan menyerang karakter.
  4. Gunakan emotikon dan kata penghubung, seperti “[????]”, “maaf bila salah”, atau “terima kasih pendapatnya”. Meski sederhana, hal ini bisa membantu menyampaikan niat baik dan empati.
  5. Komunikasi yang bertanggung jawab adalah mengecek fakta sebelum menyebarkannya untuk menghindari hoaks dan informasi yang menyesatkan.
  6. Ciptakan ruang dialog, bukan monolog dengan diskusi, mendengar pendapat lawan bicara, dan tunjukkan keterbukaan diri untuk mau belajar.
  7. Jika seseorang menyampaikan kesedihan atau keluhan, berikan perhatian ekstra dengan menunjukkan simpati, bukan sarkasme atau mencemooh.

Langkah-langkah ini bukan hanya membentuk komunikasi yang baik, tapi juga memperkuat ikatan kemanusiaan di dunia digital.

Refleksi dan Harapan

Seiring dunia semakin tergantung kepada gadget dan media sosial, jempol sefungsional apapun bisa menjadi simbol sikap. Di Hari Komunikasi Damai ini, mari menjadikan jempol bukan alat provokasi, melainkan sarana menyebar empati.

 

Kita diingatkan bahwa di ujung layar, ada manusia dengan perasaan, keraguan, dan harapan. Bila setiap pesan kita bisa menyentuh sedikit lebih hati, bukan menyakiti, maka dunia digital bisa menjadi ruang komunikasi damai yang lebih sehat dan ramah.

Sumber: daysoftheyear.com