1 tahun disway

30 Juli Hari Menentang Perdagangan Manusia, Seruan Global untuk Bersatu Melawan Kejahatan Kemanusiaan

30 Juli Hari Menentang Perdagangan Manusia, Seruan Global untuk Bersatu Melawan Kejahatan Kemanusiaan

Poster Menentang Perdagangan Manusia--Regroup

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Setiap tanggal 30 Juli, dunia memperingati Hari Menentang Perdagangan Manusia Sedunia. Sebuah momentum penting yang digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2013 melalui resolusi A/RES/68/192. 

Peringatan ini hadir sebagai wujud penegasan bahwa praktik perdagangan manusia adalah kejahatan berat yang merampas hak asasi, martabat, dan masa depan korban.

Data PBB mencatat bahwa antara tahun 2020 hingga 2023, lebih dari 200 ribu orang terdeteksi menjadi korban perdagangan manusia. 

Angka ini diyakini hanya permukaan dari masalah yang jauh lebih besar. Karena itu, peringatan ini menjadi panggilan mendesak bagi seluruh elemen masyarakat, aparat hukum, dan negara untuk bersama-sama memutus rantai kejahatan ini.

Tahun 2025, Hari Anti Perdagangan Manusia mengusung tema “Kita Semua Bisa." Ini merupakan  seruan global yang menekankan bahwa upaya melawan perdagangan manusia bukan hanya tugas aparat atau lembaga internasional, melainkan tanggung jawab kolektif. 

Tema ini mengajak seluruh pihak bersatu dalam mencegah eksploitasi, melindungi korban, dan menuntut keadilan bagi mereka yang diperdagangkan.

Kasus nyata baru-baru ini juga menegaskan betapa seriusnya ancaman ini. Sebanyak 23 Warga Negara Asing (WNA) asal Vietnam diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan manusia dalam perjalanan dari negara asal menuju Australia. 

Mereka berhasil diamankan oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Ternate dan dijadwalkan untuk dideportasi kembali ke negara asal pada Selasa (29/7).

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Malang Raya Per 30 Juli, Prediksi Pagi Udara Kabur, Sore Hujan Ringan, Malam Berkabut

Bisnis Kejam Terorganisasi

Dalam pesan resminya, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut perdagangan manusia sebagai "bisnis kejam yang terorganisisasi" dijalankan dengan penipuan, paksaan, dan eksploitasi. 

Ia menegaskan, kelompok kriminal kini semakin canggih, memanfaatkan teknologi digital untuk merekrut, mengendalikan, dan mengeksploitasi korban. Mulai dari eksploitasi seksual hingga kerja paksa dalam penipuan siber.

“Kita harus bersatu, memutus rantai bisnis yang menopang perdagangan manusia, mengakhiri impunitas, dan menghentikan aliran keuntungan gelap,” tegas Guterres.

BACA JUGA:Pakar BGN Sebut Program MBG Terbukti Tingkatkan Konsentrasi Siswa

Lebih jauh, ia menyerukan terbentuknya aliansi global bersama masyarakat sipil, sektor swasta, hingga perusahaan teknologi untuk memperkuat kesadaran publik, mendorong pelaporan. Serta, melindungi kelompok rentan. 

Sumber: un.org