Momen World Ego Awareness Day: Mengulik Peran Id, Ego, dan Superego, Kunci Tenang di Tengah Hiruk Pikuk Dunia
Ilustrasi Id, Ego, Superego dalam Pikiran Manusia-verywell-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Dari urusan pekerjaan, media sosial, sampai hubungan antarindividu, semuanya bisa bikin kepala mendidih.
Tapi di tengah semua itu, ada tiga bagian kecil dalam jiwa manusia yang diam-diam bekerja keras setiap hari jadi bagian dari ego manusia: id, ego, dan superego. Ketiganya bukan sekadar teori tua dari Sigmund Freud yang dikutip di bangku kuliah. Mereka adalah sistem psikologis yang mengatur cara seseorang mengatur emosi, mengambil keputusan, dan bahkan menentukan arah hidup.
Dalam rangka World Ego Awareness Day, yuk kita bedah tiga struktur utama manusia ini!
1. Hidup Tak Mudah Meledak Jika Kenal Tiga Pemeran Utama Ini
Dalam keseharian, banyak orang merasa reaktif: marah saat didebat, panik saat gagal, atau merasa bersalah berlebihan saat berbuat salah. Kondisi ini sering kali disebabkan karena ketidakseimbangan antara tiga komponen dalam jiwa: id yang mendorong impuls, superego yang memberi tekanan moral, dan ego yang mencoba menengahi keduanya. Ketiganya saling tarik menarik, dan kalau salah satu dominan, konflik batin pun muncul.
Dengan memahami kerja ketiganya, seseorang bisa mengambil jeda sebelum bereaksi. Misalnya, saat emosi meledak karena dimarahi, bisa jadi itu dorongan dari id yang ingin membalas atau kabur. Tapi ego yang kuat bisa meredam dan mencari jalan tengah. Penelitian dari Journal of Personality (2015) menunjukkan bahwa orang yang sadar akan konflik internal ini lebih mampu mengelola stres sosial dan memiliki hubungan interpersonal yang sehat.
2. Id: Bayi Nakal yang Selalu Ingin Puas
Id adalah bagian terdalam dan paling primitif dari kepribadian. Ia hadir sejak lahir dan mendorong manusia untuk mencari kesenangan instan: makan saat lapar, tidur saat ngantuk, marah saat terganggu. Id tak peduli apakah hal itu pantas atau tidak; yang penting puas. Freud menyebutnya sebagai sistem yang bekerja dengan prinsip kenikmatan (pleasure principle).
Dalam dunia nyata, id bisa muncul dalam bentuk keinginan impulsif: ngemil tengah malam, balas dendam, atau berbohong demi keuntungan. Tanpa pengendali, dorongan ini bisa bikin kacau.
3. Ego: Si Penengah yang Sering Kecapekan
Ego lahir dari kebutuhan untuk menghadapi realitas. Ia belajar bahwa dunia tidak bisa selalu memberi apa yang diinginkan. Maka ego bekerja dengan prinsip realitas: bagaimana memenuhi keinginan id tapi dengan cara yang bisa diterima oleh masyarakat. Kadang ia berkompromi, kadang ia menunda kesenangan demi konsekuensi jangka panjang.
Dalam kehidupan sehari-hari, ego berperan besar dalam pengambilan keputusan. Orang yang egonya kuat cenderung berpikir matang sebelum bertindak. Tapi ketika tekanan terlalu besar, ego bisa kewalahan dan gagal menjaga keseimbangan antara id dan superego. Menurut American Psychological Association, ego yang terlalu lemah bisa membuat seseorang mudah terombang-ambing oleh emosi atau aturan sosial ekstrem.
4. Superego: Polisi Moral yang Selalu Menilai
Superego berkembang sekitar usia 3-5 tahun, saat anak mulai menyerap nilai-nilai dari orang tua dan lingkungan. Ia berfungsi sebagai suara hati—menentukan mana yang baik dan buruk. Superego terdiri dari dua bagian: hati nurani (yang menghukum dengan rasa bersalah) dan ego ideal (yang memicu kebanggaan saat berbuat baik).
Sumber: thoughtco
