Masih Momen Hari Kesadaran Ego, Kenali 9 Jenis-Jenis Ego yang Harus Dihindari dalam Hubungan Saudara!
Ego Yang Harus Dijaga Untuk Menjaga Hubungan Dengan Saudara-pinterest-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Hubungan saudara dalam keluarga adalah salah satu relasi paling awal yang dimiliki seseorang dalam hidup.
Tapi sering kali justru hubungan ini yang diwarnai konflik, kecanggungan, dan luka-luka lama yang tak pernah dibicarakan.
Banyak yang tidak sadar bahwa penyebabnya bukan sekadar kesalahpahaman, tapi karena ego yang tumbuh tanpa dikendalikan. ego dalam hubungan saudara bisa tampil dalam bentuk dominasi, iri hati, gengsi, atau luka yang belum sembuh.
Di momen World Ego Awareness Day, penting untuk mengulas ulang jenis-jenis ego yang paling umum dalam relasi saudara. Bukan untuk menyalahkan satu sama lain, tapi sebagai refleksi agar hubungan keluarga bisa jadi tempat pulang yang utuh, bukan penuh benteng pertahanan.
Berikut sembilan jenis ego yang sebaiknya dikenali dan dihindari.
1. Kakak yang Selalu Merasa Lebih Benar
Ego jenis ini muncul ketika seorang kakak merasa usianya yang lebih tua otomatis membuatnya paling bijak, paling benar, dan harus didengar. Padahal, kedewasaan tidak selalu linier dengan umur. Ego ini membuat dialog jadi satu arah dan menutup ruang adik untuk berkembang secara mandiri. Ini adalah bentuk superior ego yang ingin dihormati tanpa perlu membuktikan isi kepala.
Misalnya, ketika ada perbedaan pendapat, kakak langsung berkata, “Pokoknya dengerin aja, aku sudah pernah mengalami.” Padahal konteks zaman, situasi pribadi, dan pengalaman bisa sangat berbeda. Jika terus dibiarkan, ini membuat adik merasa tidak dihargai dan akhirnya memilih menjauh.
2. Adik yang Merasa Selalu Diremehkan
Ego inferior ini biasanya muncul dari perasaan kurang diakui sejak kecil. Lama-lama tumbuh jadi keyakinan bahwa kakak selalu meremehkan atau menjatuhkan. Ego ini mendorong adik untuk menolak semua bentuk masukan atau perhatian dari kakak, karena dianggap bentuk kontrol atau penghakiman.
Kalau ego inferior ini terus dipelihara, hubungan makin renggang karena masing-masing terus membangun tembok untuk melindungi diri.
3. Persaingan yang Tak Ada Habisnya
Ego kompetitif / Competitive ego dalam saudara sering muncul dari masa kecil—siapa yang ranking lebih tinggi, siapa yang lebih disayang, siapa yang duluan kerja. Semakin dewasa, bentuknya berubah jadi adu pencapaian. Ini terjadi karena ego tidak ingin kalah, tidak ingin dibandingkan buruk. Rasa iri lalu disamarkan dengan sindiran atau bahkan menjauh diam-diam.
Sumber: reddit
