1 tahun disway

Masih Momen Hari Kesadaran Ego, Kenali 9 Jenis-Jenis Ego yang Harus Dihindari dalam Hubungan Saudara!

Masih Momen Hari Kesadaran Ego, Kenali 9 Jenis-Jenis Ego yang Harus Dihindari dalam Hubungan Saudara!

Ego Yang Harus Dijaga Untuk Menjaga Hubungan Dengan Saudara-pinterest-

Misalnya, saat adik beli mobil baru, kakak malah menyindir, “Cicilan pasti gede, ya?” Padahal bisa jadi sebenarnya merasa tertinggal. Persaingan yang didorong ego tidak hanya melelahkan, tapi juga merusak koneksi emosional yang seharusnya saling mendukung.

4. Suka Menyalahkan, Tidak Pernah Introspeksi

Ego defensif sebagai mekanisme pertahanan diri membuat seseorang selalu ingin tampil benar. Maka ketika terjadi konflik, satu pihak lebih memilih menyalahkan daripada mengakui kesalahan. Ego ini beroperasi atas dasar ketakutan akan kelemahan. Alih-alih minta maaf, seseorang malah memperbesar kesalahan orang lain.

Misalnya, ketika terjadi pertengkaran soal warisan atau tanggung jawab rumah, kakak langsung berkata, “Ini semua salah kamu dari dulu!” tanpa menelaah bahwa ada kontribusi kesalahan dari dua sisi. Ego seperti ini menjauhkan solusi dan memperpanjang luka antar saudara.

5. Suka Pamer dan Merasa Harus Diakui

Pamer dalam bentuk apa pun adalah tanda ego sedang haus pengakuan. Dalam hubungan saudara, ini muncul dalam bentuk membanggakan pekerjaan, pasangan, atau gaya hidup tanpa konteks yang perlu. Tujuannya bukan untuk berbagi, tapi ingin menunjukkan bahwa dirinya “lebih berhasil.”

Contohnya, saat berkumpul keluarga, adik sengaja menyebut bonus tahunan, keliling luar negeri, atau hidup mandiri, hanya agar terlihat “lebih jadi orang.” Bila terus menerus, ini memicu perasaan tidak setara dan membuat saudara lain merasa tidak cukup.

6. Merasa Harus Terus Membimbing

Ego ini kerap terjadi pada kakak yang merasa bertanggung jawab berlebihan, sampai menganggap kehidupan adik harus diarahkan sesuai keinginannya. Niat awalnya bisa jadi baik, tapi ketika kontrol terlalu besar, itu bukan lagi kasih sayang—itu ego. Keinginan untuk merasa dibutuhkan sering kali menyamar jadi kepedulian.

Misalnya, kakak terus menekan adik agar masuk perusahaan tertentu, pindah rumah, atau segera menikah, karena “itu yang terbaik.” Padahal belum tentu sesuai kebutuhan pribadi si adik. Dalam jangka panjang, hubungan jadi tidak sehat karena satu pihak tidak diberi ruang hidup.

7. Merasa Punya Hak Lebih

Dalam keluarga, ada saja yang merasa punya hak lebih hanya karena status atau usia. Ini bentuk ego posesif. Ia merasa karena lebih tua, maka boleh meminjam barang tanpa izin, menentukan keputusan, atau ikut campur tanpa batas.

Misalnya, kakak menggunakan barang adik tanpa bertanya, atau merasa bebas mengatur dekorasi kamar adik saat mudik. Jika ini terus terjadi, adik akan merasa tidak punya ruang pribadi. Ego yang merasa “paling punya kuasa” harus ditahan agar tidak menginjak batas saudara lain.

8. Terlalu Sibuk dengan Diri Sendiri

Ego ini muncul dalam bentuk ketidakpedulian. Ketika seseorang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri dan menganggap urusan saudara tidak penting, sebenarnya itu adalah ego yang merasa bahwa hanya kebutuhannyalah yang valid.

Sumber: reddit