Jackson Wang Rilis "GBAD": Ketika Menjadi "Jahat" adalah Bentuk Cinta Diri

Jackson Wang Rilis

-pinterest-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Jackson Wang, musisi serba bisa asal Korea Selatan yang dikenal dengan eksplorasi musiknya yang emosional dan berani, kembali menggemparkan dunia dengan single terbaru, "GBAD" (Ungkapan Gotta Be A D, Terkadang Kita Harus Menjadi Jahat).

Bukan sekadar lagu, "GBAD" adalah pernyataan tegas tentang pentingnya menjaga batasan diri dan memilih self-respect daripada people-pleasing.

Lagu ini dirilis pada29 Maret 2025 sebagai bagian dari album mendatangnya, Magic Man 2, yang semakin menegaskan posisi Jackson sebagai seniman yang tidak takut menyuarakan realita emosionalnya.

Berikut 9 hal yang kalian tahu seputar Jackson Wang dan "GBAD".

1. Dari GOT7 ke Jalan Solo: Evolusi Jackson Wang

Sejak debutnya bersama GOT7, Jackson Wang telah berkembang menjadi solois yang terus bereksperimen dengan berbagai genre musik. Dari hip-hop hingga alt-R&B, ia selalu menghadirkan sesuatu yang segar dan autentik. Perjalanannya sebagai musisi solo menunjukkan bahwa ia tidak hanya sekadar idola K-pop, tetapi juga seorang seniman yang serius menggali identitas musiknya sendiri.

Perubahan ini membawa Jackson ke tingkat kedewasaan artistik yang lebih dalam. Ia tidak hanya berusaha menciptakan lagu-lagu yang enak didengar, tetapi juga karya yang berbicara tentang realitas kehidupan. Magic Man 2 menjadi bukti bahwa eksplorasi musikalnya semakin matang, dengan pesan yang lebih kuat dan lebih reflektif.

2. Makna "GBAD": Menjadi "Jahat" untuk Diri Sendiri

Dalam "GBAD", Jackson menegaskan bahwa terkadang kita harus berani berkata "tidak" dan menjaga batasan, meskipun dianggap egois oleh orang lain. Lagu ini menyentil budaya toxic yang mengharuskan seseorang selalu berbuat baik, meski itu merugikan diri sendiri. Sikap terlalu ingin menyenangkan orang lain bisa membuat seseorang kehilangan jati dirinya, dan Jackson menyoroti bahwa batasan itu penting agar kita tidak terus-menerus dimanfaatkan.

Realitas yang harus disadari adalah bahwa kita tidak bisa selalu membahagiakan semua orang. Pada akhirnya, akan selalu ada yang tidak puas dengan keputusan kita. Namun, seperti yang ditunjukkan Jackson dalam "GBAD", memilih untuk menjaga diri sendiri bukan berarti menjadi pribadi yang buruk. Justru, itu adalah bentuk cinta diri yang seharusnya lebih dipahami oleh banyak orang.

3. Analisis Lirik: Sindiran yang Satir dan Relatable

Lirik "Life is great / Just gotta be a d*ck sometimes" adalah pesan kuat bahwa tidak apa-apa memilih diri sendiri daripada terus memenuhi ekspektasi orang lain. Jackson menyoroti fenomena di mana banyak orang merasa bersalah saat mulai menegaskan batasan mereka. Dalam dunia yang sering kali menuntut kesempurnaan dan kebaikan tanpa batas, lagu ini hadir sebagai pengingat bahwa tidak ada yang salah dengan mengatakan "cukup".

Banyak orang tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan bahwa berbuat baik berarti selalu mengutamakan kepentingan orang lain. Namun, "GBAD" menunjukkan bahwa tanpa keseimbangan, hal ini dapat menjadi beban. Jika seseorang terus-menerus mengorbankan kebahagiaannya demi orang lain, pada akhirnya ia hanya akan merasa lelah dan tidak dihargai.

4. Video Musik: Dunia Fantasi yang Menyindir Realita

Dalam video musiknya, Jackson menciptakan dunia surealis di mana ia terus membantu orang lain tetapi tetap diabaikan. Hingga akhirnya, ia tersedot ke lubang—simbol dari jebakan people-pleasing. Visual ini memperkuat pesan bahwa hidup terlalu berharga untuk selalu mengorbankan diri demi orang lain. Penggunaan elemen fantasi dalam MV ini juga mencerminkan bagaimana banyak orang terjebak dalam ilusi bahwa semakin mereka berkorban, semakin mereka akan dihargai.

Namun, pada kenyataannya, dunia tidak selalu membalas kebaikan dengan kebaikan. "GBAD" menggambarkan realita pahit bahwa terkadang, orang hanya akan menghargai kita selama kita bermanfaat bagi mereka. Inilah mengapa penting untuk memiliki batas yang jelas dan tidak takut mengecewakan orang lain jika itu demi kesejahteraan diri sendiri.

5. Hubungan dengan "Magic Man 2"

Jika Magic Man pertama berfokus pada eksplorasi identitas dan emosi, Magic Man 2 memperdalam tema self-worth dan keberanian untuk berkata cukup. "GBAD" hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan sosial yang menuntut seseorang untuk selalu ada bagi orang lain, tanpa memperhatikan diri sendiri. Jackson membangun narasi yang lebih tegas tentang pentingnya mengenali nilai diri dan berhenti mengorbankan kebahagiaan demi ekspektasi orang lain.

Hal ini juga mencerminkan perjalanan hidup Jackson sendiri. Sebagai figur publik, ia kerap menghadapi tuntutan yang tinggi dari industri dan penggemar. Namun, dalam "GBAD", ia menunjukkan bahwa bahkan di bawah tekanan tersebut, seseorang masih berhak untuk memilih dirinya sendiri terlebih dahulu.

6. Kesehatan Mental dan Self-Care dalam Musik Jackson

Sumber: nst