Hari Raya Nyepi 2025: Sejarah, Makna, hingga Aturan dalam Perayaannya

Pembuatan ogoh-ogoh untuk menyambut Hari Raya Nyepi 2025--Irfan Sumanjaya
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Keunikan budaya Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara, tak hanya karena keindahan alamnya tetapi juga tradisi yang dijaga dengan baik.
Salah satu perayaan khas yang mencerminkan nilai spiritual masyarakat Bali adalah Hari Raya Nyepi, sebuah momen penuh ketenangan dan refleksi diri.
Jika perayaan di banyak tempat identik dengan kemeriahan dan pesta, Hari Raya Nyepi di Bali justru menawarkan suasana yang kontras.
Dikutip dari nyepi.com pada hari itu seluruh aktivitas dihentikan, menciptakan ketenangan yang mendalam.
Bagi umat Hindu di Bali, Nyepi bukan sekadar hari tanpa aktivitas, tetapi waktu sakral untuk refleksi dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Sejarah, Makna, dan Tradisi Hari Raya Nyepi
Dikutip dari nyepi.com, Hari Raya Nyepi, yang dikenal sebagai momen keheningan, adalah perayaan penting bagi umat Hindu di Bali untuk menandai pergantian Tahun Baru Saka, sistem kalender warisan India.
Dalam perayaan ini, umat Hindu menjalani tapa brata selama sehari penuh dengan berdiam diri, bermeditasi, serta menghindari berbagai aktivitas, termasuk penggunaan cahaya.
Hari Raya Nyepi biasanya dirayakan pada bulan Maret, meskipun tanggal pastinya berubah setiap tahun sesuai dengan perhitungan Kalender Hindu. Pada tahun 2025, Nyepi akan diperingati pada akhir Maret (29/3).
Menurut situs nyepi.com, perayaan Tahun Baru Saka telah berlangsung sejak 78 Masehi dan berakar dari situasi sosial di India, tempat agama Hindu berkembang.
Pada masa itu, India menghadapi konflik berkepanjangan hingga Raja Kaniskha I berhasil menyatukan rakyatnya tanpa memandang perbedaan keyakinan.
Keberhasilan ini kemudian diperingati sebagai simbol persatuan, toleransi, dan perdamaian, yang menjadi makna utama dalam perayaan Nyepi.
Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi memiliki makna mendalam sebagai momen refleksi diri dan doa kepada Tuhan.
Perayaan ini bertujuan untuk menyucikan baik alam semesta (Bhuana Agung) maupun diri manusia (Bhuana Alit), sehingga tercipta keseimbangan harmonis antara manusia dan lingkungan serta membantu individu dalam menemukan jati dirinya.
Aktivitas Masyarakat Bali saat Hari Nyepi
Saat Nyepi, Bali menjadi sunyi tanpa lalu lintas kendaraan. Umat Hindu biasanya menghabiskan hari dengan meditasi atau beristirahat, meskipun beberapa tetap menjalankan aktivitas sederhana seperti biasa.
Sumber: nyepi.com