Sembilan Museum di Malang yang Perlu Diketahui, Ada Museum Sejarah hingga Museum HAM
Museum Angkut di Kota Batu --wikipedia
Yang menarik, museum ini juga membangun laman yang bagus bagi yang ingin berkunjung secara online. Yaitu, di museum-singashari. Namun, bagi yang ingin datang juga oke, karena museum ini gratis alias tidak mengenakan biaya tiket masuk. Hanya, harus diperhatikan jam kunjungan, karena museum Singhasari hanya buka pada Senin-Jumat, mulai pukul 09.00-15.30 WIB, kecuali Jumat tutup lebih awal, pada pukul 15.00 WIB.
3. Museum Brawijaya
Ini adalah museum yang bisa masuk dua genre: museum sejarah sekaligus museum militer. Masuk jenis museum sejarah, karena banyak benda-benda yang dipamerkan merupakan saksi bisu sejarah bangsa ini khususnya pada masa perjuangan melawan penjajahan. Namun, juga bisa masuk katagori museum militer, karena benda-benda yang dipamerkan itu mayoritas adalah senjata militer.
Di museum yang terletak di Jalan Ijen, Kota Malang ini, bisa ditemukan berbagai senjata militer, baik ringan maupun berat, dari masa perjuangan Indonesia dulu. Ada tank tentara Jepang yang dirampas pejuang Indonesia, penangkis serangan udara juga hasil rampasan dari Jepang, meriam dan tank amfibi, yang keduanya dirampas dari tentara Belanda, serta berbagai koleksi senjata ringan, seperti senapan, pistol hingga senjata tajam seperti samurai, bambu runcing dan lainnya.
Juga ada pajangan gerbong kereta jaman dahulu yang dikenal dengan nama gerbong maut. Ini adalah gerbong yang dipakai penjajah saat itu membawa sekitar 100 pejuang Indonesia yang ditahan. Gerbong ini masih kokoh dan dipajang di bagian depan museum.
Museum Brawijaya yang dibangun pada tahun 1967 itu, buka setiap hari, mulai pukul 08.00 WIB. Tiket masuk Rp 3 ribu untuk anak-anak, dan Rp 5 ribu untuk dewasa.
4. Museum Musik Indonesia
Berdirinya museum ini diprakarsai oleh komunitas pecinta musik Malang yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kajoetangan. Para pecinta musik ini merasa perlu ada satu tempat untuk menampung koleksi berbagai benda terkait musik. Didirikanlah Galeri Malang Bernyanyi (GMB) pada tahun 2009. Berikutnya, GMB berubah menjadi Museum Musik Indonesia pada tahu 2016, dengan dukungan dari Pemerintah Kota Malang dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Saat ini, museum yang berlokasi di Perumahan Griya Shanta, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang ini memiliki beragam koleksi Mulai dari piringan hitam (vinyl), kaset, CD, instrumen musik, majalah, buku, dan masih banyak lagi. Koleksi musik yang ada dibagi berdasarkan provinsi ataupun negara.
Salah satu koleksi yang menarik di sini adalah alat musik kuno yang bernama Okarina. Okarina ini adalah salah satu alat musik tertua di Museum Musik Indonesia, konon sudah ada semenjak zaman Batu, ribuan tahun yang lalu.
Museum yang diklaim sebagai museum musik satu-satunya di Indonesia ini buka setiap Selasa-Minggu, mulai jam 10.00-17.00 WIB. Harga tiket masuk Rp 10 ribu, dengan bonus pengunjung bisa memutar satu piringan hitam. Museum ini juga menerima kunjungan rombongan, biasanya dari sekolah-sekolah atau komunitas pegiat dan penikmat musik.
5. Museum Zoologi Frater Vianney
Terletak di Jalan Mahameru VE 7 Tidar, Doro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, museum ini memamerkan koleksi yang berupa spesimen satwa, hewan peliharaan museum, perawatan hewan, dan apapun yang berhubungan dengan zoologi, atau ilmu tentang binatang. Koleksi-koleksi itu sebagian besar diletakkan dalam lemari pajang dari kaca di bangunan museum yang terdiri dari dua lantai ini. Sebagian lagi, yang merupakan binatang hidup, di kandang-kandang .
Sumber: