Sembilan Tradisi Isra Mi'raj di Berbagai Daerah Indonesia, Warisan Budaya yang Sarat Makna
Tradisi Isra Mi'raj kirab hadrah di Solo--surakarta.go.id
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Peringatan Isra Mi'raj di Indonesia yang jatuh setiap 27 Rajab dan tahun ini bertepatan pada tanggal 27 Januari ini t idak hanya menjadi momen keagamaan. Tetapi juga menghadirkan berbagai tradisi Isra Mi'raj yang khas di setiap daerah.
Isra Mi'raj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang mengisahkan perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW untuk menerima perintah shalat lima waktu.
Dalam satu malam, Nabi menjalani dua tahap perjalanan, yaitu Isra, perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem menggunakan kendaraan istimewa bernama Buraq, dan Mi'raj, perjalanan spiritual dari Masjidil Aqsa ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha, tempat Nabi menerima langsung perintah shalat dari Allah SWT.
BACA JUGA: Isra' Mi'raj, Simak Waktu dan Kisah di Baliknya
Tradisi-tradisi Isra Mi'raj di Indonesia mencerminkan kearifan lokal yang unik, memperkaya keragaman budaya Nusantara sekaligus memperkuat nilai-nilai spiritual masyarakat.
Berikut ini adalah rangkuman tradisi peringatan Isra Mi'raj dari berbagai wilayah di Indonesia:
1. Tradisi Marhabanan di Bogor
Masyarakat Bogor memiliki tradisi Marhabanan yang menjadi salah satu cara unik untuk merayakan Isra Mi'raj. Acara diawali dengan pengajian dan dzikir bersama, diikuti dengan mendengarkan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra dan Mi'raj melalui qasidah atau puji-pujian. Di Desa Malasari tradisi ini terus dilakukan, dan biasanya ditutup dengan acara makan bersama seluruh warga.
2. Pawai Obor di Bandung
Kota Bandung menghidupkan suasana peringatan Isra Mi'raj dengan Pawai Obor yang berpusat di Taman Tegalega. Ribuan warga berkumpul membawa obor sebagai simbol penerangan dan semangat meneladani perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
3. Rajaban di Cirebon
Di Cirebon, tradisi Rajaban dilakukan dengan berziarah ke Plangon, tempat peristirahatan Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Keraton Kasepuhan juga menyelenggarakan pengajian yang diakhiri dengan Pembagian nasi bogana yang lengkap dengan telur, kentang,ayam, tempe, tahu, bumbu kuning, dan parutan kelapa. Nasi bogana ini dibagikan kepada warga keraton, abdi dalem, dan masyarakat sekitar.
4. Rejeban Peksi Burak di Yogyakarta
Tradisi Rejeban Peksi Burak menjadi bagian tak terpisahkan dari peringatan Isra Mi'raj di Yogyakarta. Dilansir dari KratonJogja.id, gunungan buah yang dilapisi burqa dari kulit jeruk bali diarak oleh abdi dalem menuju Masjid Gedhe Kauman. Setelah pengajian, buah-buahan tersebut dijual kepada jamaah sebagai simbol kebersamaan dan berkah.
5. Nyadran Siwarak di Semarang
Semarang menghadirkan tradisi Nyadran Siwarak yang diramaikan dengan kirab budaya keliling kampung. Replika burung siwarak yang terbuat dari buah dan sayuran diarak dengan iringan musik tradisional seperti lesung dan thek-thek. Masyarakat juga mengenakan pakaian adat Jawa lengkap dengan caping, menambah keunikan acara ini.
6. Kirab Hadrah di Solo
Di Solo, tradisi Kirab Hadrah menjadi sorotan utama peringatan Isra Mi'raj. Dikutip dari Surakarta.go.id, peserta kirab yang berasal dari berbagai kelompok pengajian dan pesantren melantunkan shalawat sambil berjalan menuju balai kota, diiringi rebana. Tradisi ini menjadi tontonan menarik sekaligus memperkuat nilai-nilai spiritual masyarakat.
7. Khataman Kitab Arja di Temanggung
Dilansir dari NU Online, Desa Wonoboyo, Temanggung, memiliki tradisi membaca Kitab Arja hingga khatam dalam rangka memperingati Isra Mi'raj. Kitab karangan KH Ahmad Rifa'i al-Jawi yang berbahasa Jawa dan ditulis dengan aksara Arab Pegon ini menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW secara detail. Tradisi ini diakhiri dengan doa bersama, menciptakan suasana yang penuh khidmat.
8. Nganggung di Bangka Belitung
Dilansir dari Jadesta, tradisi Nganggung menjadi momen spesial di masyarakat Melayu Bangka Belitung, khususnya di Pulau Bangka. Penduduk membawa makanan dari rumah masing-masing ke tempat pertemuan untuk dinikmati bersama. Acara ini juga diisi dengan doa dan ceramah agama, menciptakan suasana penuh kebersamaan dan religius.
9. Tradisi Ngusiran di Lombok
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tradisi Ngusiran menjadi cara masyarakat merayakan Isra Mi'raj. Tradisi mencukur rambut bayi yang berusia di bawah enam bulan ini melibatkan tokoh agama dan masyarakat, dilaksanakan di masjid atau mushola. Dilaporkan dari website resmi Dinas Pariwisata NTB, selain Ngusiran, tradisi lain seperti Ruah Maulud, Praja Maulud, dan Kemang Male juga turut digelar.
Tradisi Isra Mi'raj di Indonesia tidak hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga menjadi sarana penguatan iman dan tali silaturahmi antar warga. Keberagaman ini menunjukkan betapa kayanya Indonesia dalam merayakan momen keagamaan dengan cara yang unik dan penuh makna.
Sumber: https://kemenag.go.id/opini/membumikan-makna-isra-mirsquoraj-8rzhe9