1 tahun disway

Kerja Tim Tak Lahir Secara Instan! Kenali Tuckman's Team Development

Kerja Tim Tak Lahir Secara Instan! Kenali Tuckman's Team Development

Ilustrasi Kerja Tim di Organisasi / Perusahaan-pinterest-

Di fase forming, pemimpin harus memberikan kejelasan struktur dan tujuan. Di storming, ia perlu menjadi penengah yang adil. Di norming, ia membantu tim menetapkan aturan kerja yang disepakati bersama. Di performing, perannya bergeser menjadi coach yang memberi ruang berkembang!

8. Evaluasi Harus Kontekstual: Jangan Pakai Ukuran yang Sama di Semua Tahap

Menilai tim harus disesuaikan dengan tahap perkembangan yang sedang berlangsung. Tim yang masih di fase forming tidak bisa dituntut menghasilkan output seperti tim di fase performing. Ini kesalahan umum yang membuat banyak tim merasa gagal padahal belum diberi ruang berkembang.

Evaluasi kontekstual membantu menjaga motivasi. Di fase storming, yang perlu dinilai adalah kemampuan menyelesaikan konflik. Di norming, fokus pada kejelasan struktur. Di performing, barulah produktivitas dan inovasi menjadi indikator utama.

9. Tim yang Tidak Pernah Storming Justru Patut Diwaspadai

Terkadang tim tampak harmonis sepanjang waktu. Namun jika tidak pernah terjadi debat atau perbedaan pendapat, bisa jadi anggota tim tidak merasa cukup aman untuk jujur. Ketidakhadiran konflik bukan selalu tanda kekompakan.

Storming adalah indikasi bahwa anggota tim merasa cukup nyaman untuk menyuarakan keberatan. Ini juga tanda bahwa mereka peduli pada hasil kerja dan proses. Tim yang terlalu rukun bisa jadi hanya karena diam dan mengikuti arus, bukan karena sepakat secara sungguh-sungguh.

10. Tuckman di Era Hybrid: Masih Relevan, Asal Dipahami Konteks Digitalnya

Model Tuckman dikembangkan pada 1965, jauh sebelum ada internet dan kerja jarak jauh. Namun konsep ini tetap relevan, dengan catatan bahwa ekspresi tiap fase kini bisa muncul dalam bentuk digital. Fase storming bisa terjadi lewat silent treatment di Slack, atau norming lewat pembuatan dashboard bersama.

Di era hybrid, membangun kepercayaan dan struktur kerja tetap penting. Hanya saja, media dan ekspresi komunikasinya berubah. Pemimpin harus jeli membaca tanda-tanda, karena tidak semua konflik atau kebingungan akan muncul dalam bentuk verbal atau tatap muka.

Tim yang Kompak Itu Dibentuk, Bukan Ditemukan!

Kompak, solid, dan efektif bukanlah kualitas bawaan tim sejak awal. Semua itu dibentuk—dengan konflik, kompromi, dan komunikasi. Model Tuckman memberi peta jalan yang realistis bagi siapa pun yang sedang mengelola tim, dari kantor profesional hingga komunitas kampus.

Yang perlu diingat, setiap tim pasti melewati fase-fase tersebut. Jangan buru-buru menyimpulkan tim gagal hanya karena sedang storming. Bisa jadi, justru itu pertanda mereka sedang tumbuh.

Sumber: the coaching tools