Mahasiswa FISIP UB Pamerkan Inovasi Tata Kelola Kota Kreatif dalam Ekshibisi Kewirausahaan Politik 2025
Bapak Wawan Sobari (kedua dari kanan berbatik coklat) selaku dosen pengambu dalam acara Ekhibisi Kewirausahaan Politik 2025 UB bersama salah satu tim yang membuat inovasi berbasis digital-Elsa Amalia Kartika Putri-Disway Malang
5. WALK AT – Platform Pelaporan Trotoar Kota Malang
Aplikasi yang memudahkan warga melaporkan kondisi trotoar. Mendorong walkability, perbaikan ruang publik, dan integrasi dengan musrenbang serta smart city.
BACA JUGA:UB dan Bank Indonesia Bersatu Menjadi Penyokong Kemandirian Usaha Sapi Potong
Kelas C

Tim Dang Gadang dalam Ekshibisi Kewirausahaan Fisip UB 2025-Elsa Amalia Kartika Putri-Disway Malang
6. EcoPay – Tukar Sampah Organik untuk Pupuk
Sistem pertukaran sampah organik dari warga menjadi pupuk ramah lingkungan bagi petani. Menggabungkan ekonomi sirkular dan solidaritas desa–kota.
7. DrainaseHunter
Aplikasi berbasis GPS dan foto untuk pelaporan saluran drainase tersumbat. Menguatkan peran warga sebagai “mata kota” dalam penanggulangan banjir.
8. Malang Open Space – Platform Pemanfaatan Ruang Publik
Aplikasi pemetaan ruang publik untuk peminjaman, pengelolaan kegiatan komunitas, dan usulan program. Mendukung kota inklusif dan partisipatif.
Ruang Diskusi dan Pertukaran Gagasan
Tidak hanya pameran, kegiatan ini juga menggelar dialog interaktif antara mahasiswa dan pengunjung. Diskusi seputar inovasi tata kelola kota membuat suasana ekshibisi semakin hidup.
Sejumlah akademisi dan praktisi bahkan menilai beberapa purwarupa, seperti Sigura-Gura SmartParking dan DrainaseHunter, layak diuji coba di skala kelurahan atau sebagai pilot project smart city di Malang.
Perspektif Akademik: Politik Kreatif sebagai Arah Baru

Interaksi Bapak Wawan Sobari dengan para pengunjung booth di acara Ekshibisi Kewirausahaan Fisip UB 2025-Elsa Amalia Kartika Putri-Disway Malang
Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa ilmu politik memiliki ruang yang luas di ranah inovasi kota. Mahasiswa diajak berperan sebagai political entrepreneur, yaitu agen perubahan yang memanfaatkan kreativitas, kolaborasi, dan empati untuk menyelesaikan masalah publik.
Sebagaimana diungkapkan dalam sesi diskusi, esensi politik kreatif adalah “mengubah masalah menjadi peluang, dan ide menjadi aksi kolektif.”
Sumber:
