Portofolio Masih Kosong, Tak Pernah Ikut Kepanitiaan atau Lomba? Pakai Tugas Project UTS Aja!
Ilustrasi Tampilan Portofolio-MilenaaStudio-
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Tugas-tugas UTS yang telah diselesaikan bukan cuma esai dan kuis, tapi juga project berbasis presentasi, campaign, sampai desain.
Sayangnya, banyak mahasiswa merasa “tugas ya tugas”, tidak kepikiran kalau itu sebenarnya bisa jadi amunisi portofolio.
Apalagi buat golongan mahasiswa yang belum pernah ikut panitia atau organisasi, tugas UTS bisa jadi satu-satunya karya yang bisa diandalkan.
Padahal, portofolio bukan cuma kumpulan kerja profesional. Portofolio adalah bukti kapasitas dan cara berpikir kita—dan tugas UTS bisa sangat mencerminkan itu.
Jadi, sebelum bilang “portoku kosong”, coba lihat lagi folder semester ini. Bisa jadi isinya lebih berharga dari yang dikira!
1. Pilih Tugas yang Berbentuk Proyek Visual atau Strategis
Tugas terbaik untuk dijadikan portofolio biasanya adalah yang punya bentuk konkret, seperti presentasi strategi, desain poster, video pendek, campaign, atau laporan riset. Semakin kompleks tugasnya, semakin tinggi nilainya di mata orang lain. Tugas dengan output nyata bisa “bercerita” lebih banyak dibanding sekadar teks panjang.
Cara deliver-nya: Upload hasil akhirnya dalam format visual—misal, kalau itu presentasi PowerPoint, ubah jadi PDF lalu tampilkan cuplikan 3–5 slide terbaik di dalam portofolio. Kalau itu video, masukkan thumbnail dan tautkan ke YouTube atau Google Drive. Beri judul catchy seperti “Branding Campaign: Produk A – Mata Kuliah XYZ”.
2. Edit dan Percantik Sebelum Diunggah
Tugas kampus biasanya dibuat buru-buru. Maklum, dikejar deadline dan dosen jarang nilai estetika. Tapi untuk portofolio, tampilan adalah segalanya. Edit ulang hasil tugas supaya lebih rapi, konsisten secara warna dan font, serta lebih “layak tayang”.
Buat versi revisi dengan tampilan layout yang bersih. Kalau poster, pastikan kualitas gambar tinggi dan background-nya netral. Buat file preview-nya dalam format PNG atau JPEG dan tampilkan dalam grid layout. Untuk PDF, beri cover menarik dan daftar isi yang langsung klik ke bagian penting (pakai fitur hyperlink).
3. Tambahkan Konteks dan Tujuan Proyek
Portofolio bukan hanya soal menampilkan hasil, tapi juga menjelaskan proses. Sertakan deskripsi singkat yang menjelaskan konteks tugas: mata kuliah apa, topik apa, apa yang diminta dosen, dan bagaimana proses menyelesaikannya.
Tulis ringkasan dalam 100–150 kata di bagian atas setiap entry. Formatnya bisa: "Project ini dibuat untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah [nama]. Topiknya adalah [topik], dengan fokus pada [fokus proyek]. Dalam pengerjaannya, saya bertanggung jawab atas…dengan proses...". Gunakan bahasa semi-formal, tapi tetap komunikatif.
4. Buat Landing Page atau PDF Showcase
Sumber: arch daily
