Mengenal Prinsip Value Proposition Canvas: Cara Merancang Produk yang Memang Dibutuhkan Konsumen
Breakdown Dari Pemikiran / Prinsip Value Proposition Canvas-pinterest-
Dalam praktiknya, gains bisa digali lewat eksplorasi ekspektasi konsumen. Misalnya, apa yang buat mereka puas setelah menggunakan layanan sejenis? Dari situ bisa terlihat indikator kesuksesan dan delight factors yang bisa jadi keunggulan produk. Gains yang tepat bisa jadi pembeda signifikan di pasar yang kompetitif.
4. Products and Services – Produk dan Layanan yang Ditawarkan
Ini adalah isi kotak Value Map: daftar semua produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan untuk menjawab Customer Jobs. Tapi daftar ini tidak berhenti di fitur, melainkan termasuk juga bentuk layanan pendukung, ekosistem digital, dan semua value chain yang mengelilinginya.
Produk yang dicantumkan harus benar-benar ditujukan untuk menyelesaikan pekerjaan konsumen yang tadi dipetakan. Misalnya, aplikasi pengingat minum obat untuk lansia bukan sekadar app, tapi solusi buat meningkatkan kepatuhan berobat. Artinya, fungsinya harus langsung nyambung ke “customer jobs”.
5. Pain Relievers – Cara Produk Mengurangi Hambatan Konsumen
Pain relievers adalah solusi konkret dari produk terhadap pains yang dirasakan konsumen. Di bagian ini, perusahaan menunjukkan seberapa efektif produknya mengatasi hambatan tersebut. Misalnya, fitur “auto-fill form” di aplikasi pajak bisa mengurangi frustrasi pengguna saat input data.
Pain relievers yang baik punya kriteria: langsung, mudah dipahami, dan berdampak signifikan. Untuk mengidentifikasinya, tim produk bisa menyusun daftar pains yang ada lalu mencocokkannya dengan fitur produk. Kalau belum ada fitur untuk pain tertentu, itu bisa jadi prioritas pengembangan selanjutnya.
6. Gain Creators – Cara Produk Menambah Nilai atau Manfaat
Gain creators menjelaskan bagaimana produk menambah keuntungan yang diinginkan konsumen. Ini bisa berupa fitur tambahan, desain lebih estetis, atau user experience yang lebih menyenangkan. Gain creators bukan hanya soal fungsi dasar, tapi soal nilai tambah yang bisa bikin konsumen memilih produk itu dibanding yang lain.
Implementasinya melibatkan proses iteratif. Pengusaha bisa mengadakan usability testing atau A/B testing untuk melihat mana fitur yang benar-benar memberi “wow effect”. Gain creators yang sukses biasanya muncul dari empati mendalam terhadap pengguna dan pengamatan detail atas kebiasaan mereka.
7. Sinkronisasi Antara Value Map dan Customer Profile
Kunci keberhasilan Value Proposition Canvas adalah kesesuaian antara sisi kiri (Customer Profile) dan sisi kanan (Value Map). Produk hanya akan sukses jika pain relievers benar-benar mengatasi pains, dan gain creators benar-benar menghasilkan gains. Tanpa itu, produk bisa jadi overengineered tapi tidak digunakan.
Langkah sinkronisasi ini bisa dimulai dengan mencocokkan satu per satu elemen produk dengan insight konsumen. Idealnya, setiap fitur utama harus punya “target pain” dan “target gain” yang jelas. Jika belum ada, itu tanda bahwa perusahaan perlu menyesuaikan value proposition-nya lagi sebelum masuk ke pasar.
8. Iterasi dan Validasi Lewat Customer Feedback Loop
Value Proposition Canvas bukan alat sekali pakai. Setelah versi awal dibuat, perusahaan harus masuk ke proses validasi. Ini dilakukan dengan prototipe produk, uji coba terbatas, dan feedback berkala dari calon pengguna. Proses iteratif ini memastikan bahwa setiap perubahan tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
Sumber: majoo
