Mengenal Prinsip Value Proposition Canvas: Cara Merancang Produk yang Memang Dibutuhkan Konsumen
Breakdown Dari Pemikiran / Prinsip Value Proposition Canvas-pinterest-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Banyak produk bagus gagal di pasaran bukan karena kualitasnya buruk, tapi karena tidak nyambung sama kebutuhan nyata konsumen.
Di tengah kompetisi bisnis yang makin padat, sekadar membuat produk canggih tidak cukup. Perusahaan butuh peta yang tepat untuk memahami apa yang benar-benar dibutuhkan, dirasakan, dan diinginkan oleh target pasar.
Salah satu alat yang bisa adalah Value Proposition Canvas (VPC).
Dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, kalau dipakai dengan benar, alat ini bisa jadi peluru utama buat menghindari produk yang ‘bagus tapi tidak laku’.
Simak pembahasannya dibawah ini!
1. Customer Jobs – Tugas yang Dilakukan Konsumen
Customer Jobs adalah segala hal yang ingin diselesaikan oleh konsumen: dari pekerjaan fungsional, sosial, hingga emosional. Tugas ini bisa sangat spesifik, tergantung konteks dan persona target. Misalnya, ibu muda yang bekerja butuh skincare yang cepat menyerap dan bisa dipakai sebelum meeting Zoom. Itu adalah contoh customer job fungsional dan emosional sekaligus.
Untuk menggali jenis tugas ini, pengusaha bisa lakukan customer interview, survey, atau observasi etnografis. Data yang dikumpulkan kemudian dikategorikan dan dipetakan.
Fokusnya adalah bukan hanya apa yang dilakukan konsumen, tapi kenapa mereka melakukannya, dan apa yang bikin mereka kesal saat melakukannya.
2. Pains – Hambatan yang Dirasakan Konsumen
Pains adalah segala bentuk frustrasi, risiko, atau hal yang bikin konsumen kesulitan ketika mereka menjalankan ‘tugas’ tersebut. Bisa berupa biaya tambahan, proses ribet, waktu yang terbuang, atau kegagalan sosial (seperti merasa tidak percaya diri). Makin dalam pain yang teridentifikasi, makin besar peluang produk untuk relevan.
Cara menggali pain bisa dilakukan dengan pertanyaan seperti: "Apa yang paling menyebalkan dari pakai produk ini?" atau "Apa yang bikin malas pakai layanan ini lagi?" Pains bisa diklasifikasikan menjadi functional pains, social pains, dan emotional pains, dan masing-masing perlu dicarikan solusi konkret lewat produk.
3. Gains – Manfaat atau Keuntungan yang Diinginkan Konsumen
Kalau pains adalah rasa sakit, gains adalah impian. Gains menjelaskan apa yang ingin dicapai konsumen: bisa berupa hasil maksimal, kepuasan, peningkatan status sosial, atau sekadar kenyamanan. Tidak semua gains bersifat wajib, tapi mengenal gains bisa membantu bisnis membuat produk yang benar-benar dicintai konsumen.
Sumber: majoo
