1 tahun disway

Dunia Kerja dan Bisnis Tak Hanya Soal Bersaing, Kenali yang Ini: Porter's Five Forces

Dunia Kerja dan Bisnis Tak Hanya Soal Bersaing, Kenali yang Ini: Porter's Five Forces

Contoh Teori "Porter Five" Untuk Bisnis-pinterest-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Apakah pernah merasa pasar bisnis semakin sesak, dan kompetitor terus bertambah?

Mungkin ini saatnya memahami mengapa sebuah bisnis bisa menang atau tumbang—bukan karena harga murah atau produk bagus saja. Ada lima kekuatan yang sebenarnya membentuk peta persaingan di industri mana pun.

Kekuatan-kekuatan itu dirumuskan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School pada tahun 1979, dan masih relevan hingga sekarang.

BACA JUGA:Generasi Muda Belajar Investasi melalui YouTube, Akademisi Bilang Perbanyak Literasi

Model ini dikenal sebagai Porter’s Five Forces. Ia menjelaskan bahwa posisi kompetitif sebuah perusahaan bukan hanya tentang persaingan langsung, tapi juga melibatkan ancaman dari berbagai arah yang sering tak kasatmata.

Berikut penjelasannya!

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Ketika sebuah industri terlihat menguntungkan, pemain baru pasti berdatangan. Ini memperketat persaingan, apalagi jika tidak ada hambatan masuk yang signifikan. Contohnya, bisnis kopi kekinian. Dulu Starbucks bersaing dengan merek besar. Tapi kini, siapapun bisa membuka kedai kopi kecil dengan branding unik dan mesin kopi sewaan.

Hambatan masuk bisa berupa regulasi, modal besar, atau teknologi canggih. Di industri farmasi misalnya, pendatang baru kesulitan karena harus melalui uji klinis dan sertifikasi panjang. Ini membuat bisnis lama tetap punya posisi kuat.

2. Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

Kalau pemasok punya kekuatan besar, mereka bisa menentukan harga dan syarat jual. Ini bisa memangkas margin keuntungan perusahaan. Contohnya, Apple sangat bergantung pada pemasok chip seperti TSMC. Jika pasokan terganggu, peluncuran produk bisa tertunda.

Sebaliknya, bisnis UMKM yang membeli bahan baku dari banyak alternatif pemasok biasanya punya daya tawar lebih tinggi. Mereka bisa pilih harga terbaik dan tak tergantung satu supplier.

3. Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Ketika pembeli punya banyak pilihan, mereka jadi raja. Mereka bisa bandingkan harga, pindah ke merek lain, bahkan menuntut pelayanan lebih. Di dunia e-commerce, pembeli bisa membandingkan harga satu produk dari banyak seller dalam hitungan detik.

Sumber: mindtools