Dunia Kerja dan Bisnis Tak Hanya Soal Bersaing, Kenali yang Ini: Porter's Five Forces
Contoh Teori "Porter Five" Untuk Bisnis-pinterest-
Tapi daya tawar ini bisa ditekan jika perusahaan menawarkan diferensiasi. Misalnya, produk-produk Apple yang harganya mahal tetap diburu karena branding dan ekosistem yang kuat.
4. Ancaman Produk Substitusi (Threat of Substitutes)
Produk pengganti bisa jadi ancaman serius. Bukan karena kualitasnya sama, tapi karena mereka memenuhi kebutuhan yang sama dengan cara berbeda. Misalnya, Netflix bukan pesaing bioskop secara langsung, tapi fungsinya sama: hiburan. Hasilnya, banyak orang kini lebih memilih rebahan nonton film ketimbang pergi ke bioskop.
Industri ojek konvensional juga tergerus oleh kehadiran layanan ride-hailing seperti Gojek dan Grab. Bahkan taksi pun harus ikut digitalisasi agar tetap relevan.
5. Persaingan Antar Perusahaan dalam Industri (Rivalry Among Existing Competitors)
Ini kekuatan paling jelas dan paling terasa. Jika kompetitor banyak dan pasar stagnan, maka harga ditekan, promosi gencar, dan keuntungan bisa menyusut. Contohnya, industri maskapai penerbangan. Persaingan antar maskapai membuat mereka harus berlomba menurunkan harga tiket dan menambah layanan tambahan.
Tapi kalau perusahaan bisa bermain di niche market atau punya loyalitas pelanggan tinggi, persaingan ini bisa diminimalkan. Lihat saja Tesla yang punya segmen loyal tersendiri meskipun banyak mobil listrik bermunculan.
6. Strategi Bertahan di Tengah Tekanan Lima Kekuatan
Setelah tahu ancaman dari lima sisi, perusahaan bersama dengan para pekerjanya bisa mulai menyusun strategi.
Ada tiga pilihan utama: cost leadership (menjadi paling murah), differentiation (berbeda dari yang lain), atau focus (menyasar pasar sangat spesifik).
Contohnya, Indomie bermain di cost leadership—murah dan tersebar luas. Sedangkan IKEA memilih differentiation—desain minimalis dan pengalaman belanja yang beda. Sementara merek seperti Erigo fokus di niche: anak muda lokal yang suka fashion simpel.
7. Relevansi Porter’s Five Forces di Era Digital
Di zaman digital, kelima kekuatan ini tetap berlaku, tapi wujudnya berubah. Pendatang baru tak harus punya toko fisik, cukup akun media sosial. Pemasok tak harus pabrik besar, bisa dropship dari luar negeri. Bahkan pesaing utama bisa muncul dari sektor yang tidak kamu duga.
Industri media misalnya, dulu bersaing antar koran. Kini harus bersaing dengan YouTuber, influencer, dan bahkan konten TikTok.
8. Mengukur Kekuatan Industri Sebelum Masuk Pasar / Berbisnis
Sumber: mindtools
