Inovasi Eco-Batik: UM Ajak Siswa SMA Olah Ampas Kopi Jadi Karya Seni Bernilai

Rabu 08-10-2025,13:14 WIB
Reporter : Elvandha Ayu Fasha Habib Sabil
Editor : Mohammad Khakim

BULULAWANG, DISWAYMALANG.ID--Ampas kopi yang biasanya dibuang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami untuk batik. Ide kreatif dan ramah lingkungan ini dikembangkan oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) melalui program bertajuk “Turning Coffee Waste into Batik Dye: Mengajarkan Kreativitas dan Nilai Ekonomi kepada Generasi Muda SMA Melalui Pembelajaran Berkelanjutan” yang diselenggarakan di MA Annur Bululawang pada Sabtu (4/10).

Kegiatan tersebut dipimpin oleh Agung Wibowo, M.Pd., dosen Pendidikan Biologi UM, yang bertujuan menumbuhkan kesadaran siswa SMA mengenai pentingnya keberlanjutan, kreativitas, dan kewirausahaan berbasis lingkungan. Para peserta, khususnya siswa kelas 12, diajak memahami cara memanfaatkan limbah kopi yang banyak ditemui di masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi.

Dalam pelatihan itu, siswa mendapat pengalaman langsung mulai dari pengenalan konsep eco-batik, proses pembuatan pewarna alami dari ampas kopi, hingga praktik membatik dengan bahan ramah lingkungan. Melalui proses perebusan ampas kopi kering dengan bahan fiksator alami, dihasilkan warna cokelat alami yang memberi kesan hangat dan estetis pada kain batik.

Menurut Agung Wibowo, kegiatan ini menjadi bentuk nyata pendidikan berkelanjutan yang menggabungkan unsur sains, seni, dan kepedulian lingkungan.

“Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa sisa bahan alam seperti ampas kopi memiliki potensi besar jika diolah dengan kreativitas dan pengetahuan ilmiah,” ujarnya.

Sementara itu, Muhammad Sukarno Putra, guru Biologi MA Annur Bululawang, menilai bahwa kegiatan ini mengajarkan siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

“Kami ingin mereka sadar bahwa kreativitas bisa muncul dari hal sederhana di sekitar. Limbah pun bisa jadi sumber ekonomi baru,” katanya.

Salah satu peserta pelatihan, Raisa, juga membagikan pengalamannya.

“Awalnya saya tidak menyangka ampas kopi bisa jadi pewarna batik. Warnanya unik dan baunya khas. Kami jadi sadar kalau menjaga lingkungan bisa dilakukan lewat hal kreatif,” ujarnya.

Hasil karya para siswa nantinya akan dipamerkan di sekolah dan diharapkan menjadi inspirasi bagi proyek kewirausahaan hijau di masa depan. Melalui inovasi ini, generasi muda tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan menuju masa depan berkelanjutan.

Kategori :