1 tahun disway

UM Luncurkan Interdisciplinary Lab untuk Perkuat Riset Inklusif dan Kolaboratif

UM Luncurkan Interdisciplinary Lab untuk Perkuat Riset Inklusif dan Kolaboratif

Rektor UM menekankan pentingnya lingkungan akademik yang menjunjung meritokrasi.-Humas Universitas Negeri Malang-Humas Universitas Negeri Malang

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Universitas Negeri Malang (UM) memulai langkah baru dalam membangun ekosistem akademik yang lebih terbuka melalui program Interdisciplinary Lab, yang digelar perdana pada Kamis (27/11) di Pustakafe UM. Program ini dirancang sebagai wadah kolaborasi lintas disiplin, sekaligus memperkuat budaya riset yang inklusif, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

BACA JUGA:Reuni dengan Relawan, Setahun Kemenangannya, Wali Kota Batu Janji Tak Berubah 'Kiblat'

Rektor UM Prof Hariyono MPd menekankan, pendekatan interdisipliner kini menjadi tuntutan bagi perguruan tinggi modern. “Kita hidup di era kompleks dan multidimensi. Tidak ada satu disiplin ilmu yang dapat menyelesaikan masalah sosial sendirian. UM harus menjadi ruang terbuka, di mana semua pihak bisa belajar, berkolaborasi, dan berkontribusi,” ungkapnya.

BACA JUGA:9 Opsi Lain Blind Box yang Tak Kalah Lucu dari Labubu dan Wajib Kamu Koleksi

Selain itu, Prof Hariyono menyoroti pentingnya prinsip meritokrasi dalam lingkungan akademik. Ia menegaskan, inovasi akan berkembang ketika setiap individu mendapat kesempatan yang setara.

“Lingkungan yang inklusif memberi ruang bagi semua orang untuk berkembang, dan dari sinilah riset berkualitas bisa muncul,” tambahnya.

Episode pertama Interdisciplinary Lab menghadirkan dua narasumber, yaitu dosen Pendidikan Fisika UM Nuri Munfaridah SPd MPd dan dosen Pendidikan Luar Biasa UM Edynanto MPd PhD. Keduanya menekankan urgensi pendekatan lintas disiplin dalam menjawab permasalahan sosial dan ilmiah.

BACA JUGA:28 November Hari Penanaman Pohon Indonesia, 12 Juta Hektare Lahan Kritis di Indonesia Butuh Dipulihkan

Nuri Munfaridah menjelaskan, “Pendekatan interdisipliner memungkinkan kita memahami fenomena secara menyeluruh. Menggabungkan pendidikan fisika dengan ilmu sosial, kesehatan, atau teknologi, akan menghasilkan inovasi yang lebih tepat sasaran bagi masyarakat.”

Sementara itu, Edynanto menekankan pentingnya aspek inklusivitas dalam penyebaran ilmu pengetahuan. “Manfaat sains harus dapat diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus dan kelompok yang terpinggirkan,” jelasnya.

BACA JUGA:Dijuluki “Kampus di Atas Awan”, Gedung Berbentuk Lafaz Ar-Rahim Jadi Ikon Baru UIN Malang

Program ini juga menegaskan peran perpustakaan UM sebagai pusat kolaborasi riset. Dengan tagline “Dengan Pustaka Kita Cendekia”, Perpustakaan UM tidak hanya menjadi penyedia referensi, tetapi juga ruang bagi lahirnya ide, diskusi, dan publikasi ilmiah.

Interdisciplinary Lab akan hadir dalam beberapa episode dengan tema berbeda, untuk memperluas kolaborasi antar-fakultas. UM berharap program ini dapat melahirkan inovasi yang inklusif, relevan, dan berdampak nyata bagi masyarakat luas.

Sumber: https://um.ac.id/

Berita Terkait