8 Mei Juga Hari Kanker Ovarium Sedunia, Yuk Jadikan Momen Ini untuk Lebih Waspasa dan Mencegah Agar Tidak Kena

Kamis 08-05-2025,05:29 WIB
Reporter : Immanuela Regina
Editor : Agung Pamujo

Dalam jurnal Nature Genetics (2021), disebutkan bahwa perempuan dengan mutasi BRCA1 yang menjalani ooforektomi profilaksis (pengangkatan ovarium secara preventif) dapat menurunkan risiko kanker ovarium hingga 80 persen. Tes genetik kini semakin mudah diakses, meski penggunaannya tetap perlu pengawasan dokter dan konselor genetik. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi perempuan dengan dua atau lebih anggota keluarga dekat yang pernah mengalami kanker ovarium atau kanker payudara di usia muda.

6. Gaya Hidup dan Pencegahan

Gaya hidup sehat dapat membantu menurunkan risiko kanker ovarium. Mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, dan rutin berolahraga merupakan langkah preventif yang efektif. Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga menjadi anjuran yang konsisten dalam berbagai penelitian.

Sebuah ulasan sistematis dalam The American Journal of Epidemiology (2022) menyebutkan bahwa aktivitas fisik sedang hingga tinggi berhubungan dengan penurunan risiko kanker ovarium hingga 20 persen. Selain itu, perempuan yang menerapkan pola makan tinggi serat dan rendah lemak jenuh memiliki kadar inflamasi lebih rendah, yang berkaitan dengan penurunan risiko berbagai kanker, termasuk ovarium. Gaya hidup sehat bukan hanya memperpanjang umur, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.

7. Pil KB Sebagai Pelindung?

Penggunaan kontrasepsi oral ternyata memiliki manfaat tambahan dalam mengurangi risiko kanker ovarium. Pil KB bekerja dengan cara menekan ovulasi, sehingga mengurangi jumlah siklus ovulasi selama hidup, yang diyakini dapat menurunkan kerusakan sel dan risiko kanker ovarium. Efek protektif ini bahkan tetap berlangsung beberapa tahun setelah penggunaan dihentikan.

Penelitian dalam The New England Journal of Medicine (2019) menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih memiliki penurunan risiko kanker ovarium sebesar 50 persen. Efek ini paling nyata pada kanker epitelial ovarium, jenis yang paling umum ditemukan. Meski demikian, keputusan menggunakan kontrasepsi harus tetap dikonsultasikan dengan dokter, mengingat adanya efek samping dan pertimbangan medis lainnya.

8. Terapi dan Harapan Pengobatan

Terapi kanker ovarium biasanya melibatkan kombinasi pembedahan dan kemoterapi. Tujuan utama operasi adalah mengangkat tumor sebanyak mungkin, sedangkan kemoterapi bertujuan membunuh sel kanker yang tersisa. Dalam beberapa kasus, terapi target dan imunoterapi juga mulai diperkenalkan sebagai bagian dari pendekatan pengobatan individual.

Menurut The Cochrane Database of Systematic Reviews (2021), pasien yang menjalani operasi maksimal debulking (pengangkatan tumor secara optimal) memiliki angka kelangsungan hidup lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Selain itu, pengembangan terapi target seperti PARP inhibitor juga menunjukkan hasil menjanjikan, khususnya bagi pasien dengan mutasi BRCA. Dukungan psikologis dan nutrisi juga penting dalam menunjang proses penyembuhan.

9. Prognosis dan Kualitas Hidup

Prognosis kanker ovarium sangat bergantung pada stadium saat diagnosis. Semakin dini ditemukan, semakin tinggi pula peluang untuk sembuh total. Jika ditemukan pada stadium I, tingkat kelangsungan hidup lima tahun bisa mencapai 90 persen. Sayangnya, lebih dari 70 persen kasus baru ditemukan saat kanker telah menyebar ke luar ovarium.

Studi dari The Lancet Oncology (2022) menyatakan bahwa strategi nasional dan internasional untuk meningkatkan kesadaran dan memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan sangat penting dalam mengurangi angka kematian. Selain pengobatan medis, fokus juga perlu diberikan pada kualitas hidup pasien setelah terapi, termasuk manajemen efek samping jangka panjang dan rehabilitasi. Pendekatan holistik ini diharapkan dapat memperpanjang usia harapan hidup sekaligus meningkatkan kesejahteraan pasien.

Hari Kanker Ovarium Sedunia menjadi pengingat bahwa kesehatan reproduksi perempuan tidak boleh diabaikan. Edukasi, kesadaran, dan deteksi dini adalah langkah awal yang dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Dengan memahami gejala dan faktor risiko kanker ovarium, perempuan bisa lebih siap melindungi diri dan orang-orang tercinta.

Sudah waktunya kita tidak lagi menyepelekan rasa kembung yang tak kunjung reda atau nyeri perut yang terus datang.

Kategori :