Universitas Negeri Malang Kukuhkan Lima Guru Besar di Berbagai Bidang Keilmuan

Rabu 26-02-2025,19:27 WIB
Reporter : Agung Budi Prasetyo
Editor : Agung Pamujo

MALANG, DISWAYMALANG.ID – Universitas Negeri Malang (UM) kembali  mengukuhkan lima guru besar dari berbagai disiplin ilmu dalam Rapat Terbuka Senat yang digelar pada Rabu, 26 Februari 2025. Acara yang berlangsung di Gedung Kuliah Bersama A19 lantai 9 ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, senat akademik, dosen, serta tamu undangan.

Lima Guru Besar dengan Kontribusi Ilmiah yang Inovatif

Kelima guru besar yang dikukuhkan berasal dari berbagai bidang keilmuan yang berkontribusi signifikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Prof. Dr. Karyadi, M.P., M.T. (Teknik Sipil/Struktur Bambu)

Prof. Karyadi mengangkat keunggulan bambu laminasi sebagai alternatif material bangunan yang lebih kuat, ringan, dan ramah lingkungan dibandingkan kayu serta beton. Dengan kekuatan tekan mencapai 59,08 MPa, material ini memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang lebih tinggi dibandingkan kayu dan baja.

“Bambu laminasi menjadi solusi ideal untuk bangunan tahan gempa, khususnya di daerah rawan bencana. Namun, spesifikasi bambu yang digunakan harus memenuhi standar, seperti bambu petung,” ujarnya.

2. Prof. Dr. Eng. Mokh. Sholihul Hadi, S.T., M.Eng (IoT System)

Prof. Sholihul Hadi memaparkan revolusi teknologi Internet of Things (IoT) di berbagai sektor, termasuk pertanian, kesehatan, dan transportasi. Ia menyoroti bagaimana sistem pemantauan pasien berbasis IoT berperan besar saat pandemi COVID-19.

“Dengan IoT, tenaga medis dapat menerima data pasien secara real-time, memungkinkan penanganan lebih cepat tanpa pasien harus datang ke rumah sakit,” jelasnya.

3. Prof. Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd. (Manajemen Pendidikan BIPA)

Prof. Gatut menekankan pentingnya kebanggaan dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah. Menurutnya, akademisi cenderung menganggap karya ilmiah berbahasa Inggris lebih bernilai, padahal bahasa Indonesia telah memenuhi standar global seperti yang ditetapkan dalam EGIDS.

“Bahasa Indonesia telah diajarkan di 54 negara dan menjadi bagian kurikulum di salah satu universitas di Amerika Serikat sejak 1948,” ungkapnya.

4. Prof. Dr. H. Sucipto, M.S. (Manajemen Pemberdayaan dan Pendidikan Masyarakat)

Kategori :