UB Resmikan Stasiun Riset Kehutanan Terpadu, Dorong Kolaborasi Riset dan Pelestarian Lingkungan Berkelanjutan

Rabu 17-12-2025,15:13 WIB
Reporter : Elsa Amalia Kartika Putri
Editor : Mohammad Khakim

KARANGPLOSO, DISWWAYMALANG.ID--Universitas Brawijaya (UB) memperkuat komitmennya dalam pengembangan riset berkelanjutan dengan meresmikan Stasiun Riset Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Terpadu. Peresmian dilakukan Rabu (17/12) di kawasan Laboratorium UB Forest Resort Buntoro, Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Peresmian stasiun riset ini menandai langkah strategis UB dalam mengintegrasikan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pelatihan kehutanan dalam satu kawasan terpadu. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat pengembangan ilmu kehutanan yang tidak hanya berorientasi akademik. Tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar.

Peresmian dipimpin oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo, didampingi Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof Unti Ludigdo, serta jajaran pimpinan universitas.

Momentum tersebut juga dirangkai dengan kegiatan UB Forest Healing seri trekking sejauh tiga kilometer. Menjadi simbol pendekatan UB terhadap kehutanan berbasis keseimbangan antara riset, kesehatan, dan kelestarian alam.

BACA JUGA:ARSC FTP UB Kembangkan Riset Labu Butternut dan Carbon Dots, Dorong Inovasi Pertanian Berkelanjutan

Sebagai penanda dimulainya operasional stasiun riset, dilakukan penanaman pohon langka jenis saninten (Castanopsis Argentea Blume). Penanaman ini merupakan bagian dari program adopsi tanaman yang dirancang untuk mendukung konservasi flora endemik sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem kawasan hutan UB.


Stasiun Riset UB Forest di Karangploso diharapkan menjadi laboratorium alam untuk riset kehutanan, konservasi flora langka, dan kolaborasi lintas disiplin.--Humas UB

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof Unti Ludigdo menjelaskan, pendirian stasiun riset ini masih berada pada tahap awal pengembangan. Ke depan, UB akan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana pendukung secara bertahap agar kawasan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh peneliti lintas disiplin.

“Untuk tahap awal, kami menyiapkan dua program utama, yakni adopsi pohon pakan dan adopsi pohon langka. Program ini tidak hanya mendukung konservasi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pemeliharaan kawasan stasiun riset agar tetap lestari,” ujarnya.

BACA JUGA:FH UB Beri Penyuluhan Hukum Pinjol Ilegal dan Judi Online di PKBM Cikal Bangsa Bekasi

Ia menambahkan, keberadaan stasiun riset ini diharapkan mampu menarik minat peneliti dari berbagai bidang untuk melakukan riset kolaboratif, baik dari internal UB maupun mitra eksternal. Dengan dukungan fasilitas yang terus dikembangkan, kawasan UB Forest diharapkan menjadi laboratorium alam yang produktif dan inklusif.


Melalui penanaman saninten dan program adopsi pohon, UB menegaskan komitmen terhadap riset berkelanjutan dan pelestarian ekosistem hutan.--Humas UB

Senada dengan itu, Rektor UB Prof Widodo menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam terwujudnya stasiun riset tersebut, termasuk sivitas akademika UB dan masyarakat setempat. Menurutnya, keberlanjutan stasiun riset tidak hanya bergantung pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada ekosistem pendukung yang harus dibangun secara konsisten.

BACA JUGA:UB dan Northwestern Mindanao State College Filipina Jalin Kerja Sama Internasional

“Ke depan, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menyiapkan ekosistem pendukung agar stasiun riset dan pendidikan ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Harapannya, berbagai riset yang lahir dari kawasan ini benar-benar memberikan manfaat, baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi lingkungan dan masyarakat,” ungkapnya.

Kategori :