1 tahun disway

Hari Pantun Nasional 17 Desember, Upaya Menjaga Warisan Sastra Lisan Bangsa

Hari Pantun Nasional 17 Desember, Upaya Menjaga Warisan Sastra Lisan Bangsa

Pantun, warisak budaya tak benda yang resmi diakui oleh UNESCO-setkab.go.id-

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Tanggal 17 Desember diperingati sebagai Hari Pantun Nasional, sebuah momentum kebudayaan yang bertujuan memperkuat pelestarian Pantun sebagai warisan sastra lisan Nusantara. Penetapan hari ini menjadi bentuk komitmen negara dalam menjaga keberlanjutan tradisi berbahasa yang telah hidup dan berkembang di tengah masyarakat selama berabad-abad.

Pantun dikenal sebagai karya sastra lama yang tidak hanya mengedepankan keindahan bahasa, tetapi juga mengandung nilai moral, pendidikan, dan kearifan lokal. Dalam berbagai konteks sosial, pantun digunakan sebagai sarana komunikasi, nasihat, hiburan, hingga media penyampaian kritik secara santun.

Keberadaannya mencerminkan kecerdasan linguistik serta karakter masyarakat Melayu dan Nusantara secara luas.

BACA JUGA:17 Desember Wright Brothers Day: Tonggak Sejarah Penerbangan yang Mengubah Peradaban Dunia

Secara historis, pantun merupakan bentuk sastra lisan lama yang berkembang dalam tradisi masyarakat Melayu dan kemudian menyebar luas ke berbagai wilayah Nusantara. Pantun telah digunakan sejak berabad-abad lalu sebagai media komunikasi, pendidikan, dan hiburan, terutama dalam kegiatan adat, pergaulan sosial, serta upacara tradisional.

Ciri khas pantun berupa sampiran dan isi mencerminkan kecerdasan berbahasa serta kemampuan masyarakat masa lampau dalam menyampaikan pesan secara tidak langsung, santun, dan bernilai estetis.

Peringatan Hari Pantun Nasional memiliki keterkaitan dengan pengakuan pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO, yang menandai pentingnya pantun di tingkat global. Pengakuan tersebut menjadi pengingat bahwa pantun bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan tradisi hidup yang perlu terus diwariskan lintas generasi.

Berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, komunitas sastra, dan pegiat budaya, diharapkan dapat memanfaatkan peringatan ini sebagai ruang edukasi dan apresiasi. Kegiatan seperti lomba berbalas pantun, diskusi sastra, hingga integrasi pantun dalam pembelajaran bahasa menjadi langkah konkret untuk mendekatkan generasi muda dengan budaya literasi tradisional.

BACA JUGA:17 Desember HUT Kodam V: Ketika 'Ronggolawe', 'Narotama', 'Soeropati' Lebur Menjadi Brawijaya

Melalui Hari Pantun Nasional, masyarakat diajak untuk kembali memaknai pantun sebagai bagian dari identitas bangsa yang menjunjung nilai kesantunan, kreativitas, dan kebijaksanaan. Pelestarian pantun tidak hanya menjaga bentuk sastra, tetapi juga merawat cara berpikir dan berbahasa yang berakar pada budaya Indonesia.

 

Sumber: setkab.go.id