Tim UB Berjaya di Ajang Konferensi Perpustakaan Digital, 5 Paper Masuk Nominasi, Satu Jadi Juara
Awarding Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-16--prasetya.ub.ac.id
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Universitas Brawijaya (UB) mecetak prestasi gemilang pada ajang Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-16 yang berlangsung pada 19–21 Agustus 2025 di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Dalam forum nasional tersebut, UB berhasil meloloskan lima paper dari total 16 makalah yang dipresentasikan. Salah satunya sukses meraih juara nasional.
Karya unggulan UB yang meraih penghargaan adalah paper berjudul “Deployment Chatbot AI yang Efektif Biaya di Perpustakaan: Pendekatan Berbasis Docker Menggunakan Llama Model LLM untuk Peningkatan Aksesibilitas Informasi dan Pengalaman Pengguna”.
Penelitian tersebut digagas oleh tim UPT Perpustakaan UB yang terdiri dari Pitoyo Widhi Atmoko, Pipit Tunjungsari, Cuikitalia, Ir. Heri Prayitno, dan Eka Maries Saryoko.
Inovasi tersebut menghadirkan sistem chatbot berbasis AI yang mampu dijalankan secara lokal tanpa bergantung pada server eksternal dengan memanfaatkan Ollama, Docker, Open WebUI, dan model bahasa besar Llama 3.1. Sistem ini dapat menjawab pertanyaan secara kontekstual berdasarkan dokumen perpustakaan dengan akurasi hingga 85 persen.
Selain itu, teknologi ini juga dinilai mampu mengurangi library anxiety atau kecemasan pemustaka saat berinteraksi dengan pustakawan.
“Chatbot ini kami desain agar tampilannya mirip ChatGPT sehingga ramah dan mudah digunakan. Harapannya, pemustaka bisa lebih percaya diri saat mencari informasi,” jelas Pitoyo Widhi Atmoko dalam presentasinya.
Motivasi Untuk Mengembangkan Layanan Perpustakaan
Keberhasilan UB tidak hanya datang dari satu karya. Empat paper lain yang dibawakan juga mengangkat tema strategis, seperti pemanfaatan repository terbuka, pengembangan layanan referensi digital, inovasi otomasi perpustakaan, serta strategi literasi digital pustakawan dan pemustaka. Dengan lima paper sekaligus yang tampil, UB menjadi salah satu perguruan tinggi dengan kontribusi terbesar dalam konferensi tersebut.
Meski demikian, tim UB juga menghadapi tantangan dalam perjalanan menuju ajang ini. Kurniasih Yuni Pratiwi, S.Sos., M.A., salah satu anggota tim, mengungkapkan bahwa jarak dan lokasi menjadi hambatan tersendiri.
“Acara ini digelar di Tanjung Pinang sehingga kami harus menempuh perjalanan panjang, termasuk naik kapal. Perjalanan yang melelahkan itu menjadi tantangan bagi kami. Tapi untuk teknis makalah, tidak ada kendala berarti karena inovasi ini memang sudah kami terapkan sehari-hari di perpustakaan UB,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa motivasi utama tim adalah untuk terus meng-upgrade layanan perpustakaan.
“Prestasi ini adalah hasil kerja tim. Kami ingin inovasi ini tidak hanya bermanfaat di perpustakaan pusat, tetapi juga bisa diterapkan di fakultas-fakultas dan ruang baca yang ada di UB,” kata Kurniasih.
Dengan capaian prestasi ini, UB berharap dapat menginspirasi bagi perpustakaan lain dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas layanan informasi di era digital.
Sumber: prasetya.ub.ac.id
